RSS

Minggu, 19 April 2009

A Y A H

Ayah...betapa aku merindukannya saat ini. Sangat..Mungkin memang sudah banyak waktu dan jarak yang memisahkan kami..Tapi aku yakin bahwa rindu ini melampaui segalanya...

Aku memang tak pernah memanggilnya ayah keculai saat aku masih SD dulu. Aku lupa kelas berapa...Tapi waktu itu masih kelas-kelas awal..Aku iri dengan temenku yang memanggil orang tua lelakinya dengan sebutan AYAH. Waktu itu aku sempat mengubah panggilan BAPAK kepadana dengan meniru panggilan temanku itu. Namun itu tak berlangsung lama...Sebab lidahku memang tidak biasa mengucapkan kata itu dan aku pun merasa kurang nyaman dengan panggilan yang tidak biasa dan hanya bertendensi IRI sama teman..Akhirnya, panggilan BAPAK itu aku tetapkan hingga hari ini...

Namun aku kerap memanggilnya ayah dalam bahasa penaku, dalam bahasa igau dan kubangan sepiku. Ya, cerita tentangnya seperti sumber mata air yang tidak akan pernah habis meski paceklik bertandang. Muncul dan terus begitu..
Banyak hal yang telah aku dapat darinya, segalanya bahkan..Semua yang tak pernah aku bayangkan, bahwa ayahku,,,dengan segala keterbatasannya sukses menjadi lelaki paling hebat dalam hidupku..Lelaki yang mengajariku bagaimana langit bisa terlihat biru dan bagaimana laut bisa sangat meneduhkan, namun juga mengerikan...
Ya, sangat banyak cerita tentangnya yang tak kan bisa kuwakilkan dengan ungakapan dan bahasa apapun...Namun kemarin, ada hal yang sedikit mengusikku dan memaksaku kembali membuka sekotak ingatan tentang segalanya..segala dalam ayahku..

Melalui pesan singkat, ayah memohon keikhlasanku untuk mendoakannya..Selalu dan sampai kapanpun...Aku cukup terkejut membaca pesan singkat itu, sebab ayah tak biasa melakukan yang demikian..Di setiap smsnya, beliau memang terbiasa mengingatkanku untuk selalu menjaga diri dan PDKT pada Allah. Namun ada hal yang tidak biasa aku baca siang itu...

Aku terhenyak dan mencoba diam...Merenungi apa yang barusaja ayah katakan dalam pesan singkat itu..Aku keburu membalasnya..."Iya, Pak..Sebelum dan sesudah Bapak bilang, ik uda dan akan selalu doain bapak, Tq for everything"..Aku bernafas sejenak setelah membalasnya...

Aku merasa sangat beruntung memiliki ayah sepertinya..Namun aku khawatir, jangan-jangan dia adalah ayah yang paling menderita sebab memiliki anak SULUNG seperti aku. Aku kembali mengingat dan menghitung apa saja yang pernah dia berikan kepadaku, hal yang tak dapat dihitung sebenarnya, namun ingin kujabarkan sedikit saja dalam tulisan ini..Darah yang mengalir dalam tubuhku, kasih sayangnya yang tak pernah surut, keringatnya yang telah membesarkanku hingga saat ini, pengertiannya atas segala gejolak dan kekurangnku, atas segala keinginan dan cita-citaku, atas semua kebingungan, kebimbangan, dan kegelisahan yang kualami..Senyumnya yang menawarkan isakku...Dekapnya yang menggulitakan tangisku...Ah, semua, semuanya...semua hal yang terbaik yang pernah dia berikan padaku...

Namun pertanyaannya, ADAKAH HAL YANG PERNAH KUBERIKAN PADANYA?
Selain beban? Selain kekecewaan? Selain hal-hal yang kurang menyenangkan? Tuntutan yang tiada henti? Keinginanku? Sikapku?

Ah, Ayah..Sampai di sini..rasanya aku tak bisa melanjutkan jemariku..
Engkau adalah ayah terbaik dan terhebat yang pernah aku temui...
Lelaki yang telah memberikan segala hal terbaik
Dan aku tau, Tuhan akan selalu memberikan yang terbaik untukmu,
Ayah, aku kangen...
Sangat.
Aku akan segera pulang untukmu..