RSS

Minggu, 17 Mei 2009

My Kyai...

Sebelum jam 9-an aku uda teler. Seharian dak s4 tidur siang…Jadi aku langsung tumbang. Apalagi seharian muter-muter cari mangga mentah, sinyal wifi, pinjem fotokopi tugas, nekat-nekatan driving, dll dll..Jadi capenya pol. Dak tau jam berapa (yang pasti uda jam dua belas) aku terjaga karena kedinginan dan beranjak mencari t4 yang bikin seri tidurku tambah nyenyak..Belum s4 aku terpejam dan akhirnya tewas, handphoneku bunyi…Dari kak Iik. Tumben banget dia sms aku, dini hari pula..Dan what? Kak Ik bilang kyaiQ wafat..Aku s4 mikir dan ragu-in kebenarannya…tapi dak mungkin kak Ik mpe becanda dalam hal kaya gitu..Lagian kak Ik juga dak gitu sering guyon…kebanyakan serius..


Sebelum aku ngubungi banyak orang untuk memverifikasi kebenaran berita itu…beberapa sms berduyun-duyun masuk hpQ. Bahkan ada salah satu temen yang telpon aku dan menjelaskan saat-saat beliau akan wafat..Kemarin kyai emang s4 masuk RS, tapi stelah itu beliau uda sehat. Kemarin pagi masih ngajar ngaji dan saat malem, beliau mendatangi undangan. Pas dateng dari undagan tersebut dan sampai di rumah, beliau langsung masuk kamar dan akhirnya menghembuskan nafas terakhir di situ..Aku dak tau jam pastinya, ada yang bilang jam satu, setengah dua, ada juga yang jam dua kurang. Kyai meninggalkan isteri, Nyai Nuri Firdausiyah dan lima orang putra (Ra Faiz, ra Fahmi, neng k3, neng Nadia, dan neng Izza)…


Oya, aku lupa dak ngomong. KyaiQ namanya K. Abdul Haq Zaini. Beliau adalah putra bungsu (kalo dak salah) dari pendiri pondokku, K. Zaini Mun`im. Kyai adalah sosok yang energik dan cukup responsif terhadap permasalahan yang muncul di pondok. Kyai juga adalah sosok yang paling ditakuti dan disegani di pondok. Paz sosialisasi peraturan, misalnya, (aku lupa istilah NJ-nya), kalo kyai yang nyampein, temen2 pazti rada takut untuk macem-macem. Aku ingat saat itu kyai lagi ngasi sosialisasi tentang peraturan dak boleh bawa hp. Pertaturan yang berlaku dari kalangan grass root hingga para petinggi. Dan follow up nya emang cukup kerasa saat itu…Di pondok putri tepatnya, ada razia besar-besaran dan penjemuran massal. Yup, intinya, kyai adalah orang yang cukup berpengaruh di pondok maupun di masyaraat luas.


Lima hari dalam satu pekan, kyai adalah orang pertama yang mencerahkan hariku. Beliau ngajar ngaji sebelum jadwal berangkat sekolah…Aku emang bukan orang yang tak pernah absen dan tak pernah malas kalo masalah ngaji..(aku lupa lagi nama kitabnya, yang jelas sampulnya merah), tapi aku juga sangat sering jatuh hati ma penjelasan kyai…ma contoh-contoh yang beliau berikan, ma guyonan beliau yang tak pernah digretif, dan hal-hal lain dalam penjelasan kyai. Kyai kerap mengajak seorang santri putra untuk mendiskusikan masalah tertentu. Jadwal pagi itu, kyai hadir di forum putra, yakni di masjid NJ dan suara beliau diparalel ku putri..salah satunya ke pondokku. Jadi aku dan santri putri lain bisa denger penjelasan kyai dengan enak… Meski dak bisa langsung bermuwajjahah dengan beliau.


Kalo aku absen, biasanya paz lagi kumat penyakit ashabul kahfi (obob dak puas-puas maksudnya..Apalagi ada nenek yang menemaniku) atau lagi jadi kotel (kotona wartel) dan jalan-jalan pagi dak jelas arahnya. Kyai termasuk sosok yang cukup tekun, sebab jika tidak ada halangan yang benar-benar berat, beliau dak mau ninggalin rutinitas ini. Makanya aku mpe ingiiiiiiiiiiiin banget kyai libur ngaii. Abis jarang banget kyai libur. Tapi paz pernah suatu saat kyai agak lama dak ngajar ngaji (sekitar 3-4harian), aku tiba-tiba kangeeeen banget ingin dengerin penjelasan kyai. Terasa banget ada yang kurang dalam aktivitasku seharian. Apalagi tausiyah dan pengetahuan dari kyai adalah hal pertama yang aku serap saat otakku masih seger…


Aku juga kadang dapet inspirasi yang berdesakan untuk puisi-puisiku saat ikut ngaji…(makanya banyak lafadz yang kosong artinya) ataupun nulis diary sembari dengerin penjelasan kyai… Aku serasa dak pernah sussah cari inspirassi di pagi-pagi itu…; Pagi yang mungkin tak akan pernah kembali. Saat aku mau berhenti dari pondok, hari-hari terakhir di sana, kyai dak ngajar ngaji karena beliau lagi bepergian..Jadi yang ganti waktu itu ra Najib. Aku lupa kapa terakhir kali belajar ngaji sama kyai…Saat itu aku berbisik pelan, kalo suatu hari, aku harus maen ke pondo agar bisa dengerin penjelasan dan dapat ngaji lagi sama kyai…


Selain rutinitas pagi itu, romantikaku dengan kyai juga terjalin saat Ramadhan-an di pondok. Masih dengan format yang sama, aku hanya dengerin penjelasan kyai dari pengeras suara tapi tidak satu majlis dengan beliau. Tapi sayang, jadwal ngaji ke kyai siang hari…pas perut lagi super duper keroncongan..Kitab yang dibahas kayaknya dua, yang satu aku lupa tapi yang satunya adalah tafsir asmaul husna. Aku inget dalam beberapa moment, aku sukses tidur dengan pulas saat kyai tengah asyik menjelaskan. Aku juga inget suatu saat aku s4 sebel sama kyai karena materi ngajinya banyak bangeeeeeeeeeeeet…Aku uda lunglai banget waktu itu, tapi kyai belum menangkap sinyalemen itu…Maafkan aku, Kyai..


Banyak cerita dan informasi tentang kyai yang aku dengar dari beberaa teman di pondok, namun aku dak tau itu benar apa ngga…Jadi dak perlulah, aku ceritain di sini…

Aku yakin kyai tidak pernah mengenalku, bahkan mendengar namaku saja mungkin tidak pernah sama sekali. Kami bahkan tidak pernah bertatap muka langsung, paling banter aku cuma melihat kya dari kejauhan…Tapi aku yakin, bahwa hingga akhir hayatnya, beliau masih doain aku dan santri-santrinya yang lain…


Ya, mungkin yang tersisa saat ini cuma sesal, karena dahulu, aku tak sedikitpun memaksimalkan pertemuanku dengannya. Dan kini, aku tidak bisa lagi dilimpahi ilmunya, karena beliau sudah kembali dan menemukan tempat yang sejati bersama-Nya..Kyai memang telah pergi, tapi ia telah menghuni satu ruang di hatiku, juga di hati semua santrinya…

Selamat jalan, Kyai…Maaf, terimakasih, dan doaku…untukmu…


Pagi berduri, 07.47.18 Mei 2009

Sabtu, 16 Mei 2009

UAS uda di depan mata

Aku akan mulai UAS akhir bulan ini, tepatnya tanggal 28 Mei. Selese UAS pastinya awal Juni. Sebelum tanggal sepuluh tentu. Abis UAS, aku akan tau IP-ku semester ne berapa. Decrease dan increasenya aku yang nentuin. Kalo aku mau maju, aku pasti bisa naekkin IP-ku. (tapi malesnya itu loch…hehe..Ini mah bukan masalah yang perlu highlighted, kata bu Inayah,,)

Oya, ngomong tentang akademik, tadi siang aku sempet liat pemandangan abis wisuda di kampus…Biasalah, orang berlalu lalang, sibuk-sibuk sendiri, panas-panas sendiri, petugas kemananpun juga dak jauh beda. Aku malah tambah ramein suasana denga ikut-ikutan sok sibuk dan madati jalan…dengan satu niat..Cari sinyal wi-fi untuk bisa online…

Yang ingin aku ceritain bukan suasana itu, bukan pula petulanganku hingga berhasil mencari area yang enak dan bikin aku nyaman online-an di sana. Aku lebih tertartik dengan ritual wisuda…Aku melihat wajah wisudawan yang tampak paradoks dan bermakna ganda; di satu sisi mereka bersyukur karena uda berhasil (secara teoretis) menyelesaikan jenjang pendidikan, namun di sisi lain mereka juga takut tidak bisa membuktikan gelar yang sejak saat itu telah lekat di belakang nama mereka. Mudahnya, mereka takut belum siap menjadi seorang manusia mandiri, tanpa ketergantungan ekonomi pada orang tua, menghidupi diri sendiri, memiliki skill yang memadai, t4 kerja yang enak, dll dll. Dan wajah kedua itulah yang kurasa palig dominan di wajah mereka…

Barangkali, mereka sedikit terporovokasi dengan data (yang mungkin cukup bisa dipertanggungjawabkan validitasnya) PENGANGGURAN TERDIDIK alias jebolan PT-PT di seluruh Indonesia yang jumlahnya terus menanjak dari waktu ke waktu…Mereka takut menjadi bagian dari pengangguran terdidik tersebut…Mereka khawatir kehadiran mereka akan menambah jumlah yang sudah membengkak tersebut…

Ya, tapi semua pandangan dan pemikiran ini murni dari opiniku…Dan sampel yang aku gunakan pun kurang begitu representatif. Namun aku yakin, aku bisa memperkirakan monolog apa yang tengah riuh di otak dan hati mereka. Bisa bayangin, berapa uang orang tua dan uang negara yang diinvestasikan untuk melahirkan anak-anak bangsa yang kompeten. Bisakah investasi tersebut berbuah keadaan yang sedikit lebih baik? Berapa tetes keringat dan airmata yang telah jatuh untuk menebus sebuah gelar? Namun bisakan gelar tersebut melunasi semua keringat dan airmata yang terlanjur jatuh??

Ya, seperti kata ksatria, ketika tali topi wisuda itu masih berada di sebelah kanan, pemakai topi itu mungkin akan merasa kebanggan tak terperi; berhasil melewati beribu malam-malam melelahkan, namun saat tali itu dipindah ke posisi kiri, maka yang paling bergelayut dan berat di pundaknya bukanlah apa-apa..Namun beban, kekhawatiran, was-was, dan semuanya…

So, gimana donk? Apakah aku harus menunda-nunda waktu wisuda sebelum aku merasa benar-benar siap dengan gelar itu? Oh…Tentu tidak, yang pasti, jika boleh aku merancang peta masa depan, aku ingin menyelesaikan studiku dengan cepat dan keren. Sebab siap-tidak siap adalah hal yang sangat relatif. Yang perlu aku lakuin sekarang adalah mempersiapkan diri..mempersiapkan dan merancang masa depanku sendiri…Dak usah muluk-muluk, yang penting kerjakan dan berikan yang terbaik…Kalopun aku mengagumi orang lain, toh pada akhirnya aku hanya akan menjadi diri sendiri…Bukan mereka yang kukagumi, bukan mereka yang tidak sama sekali kukagumi. Jadi cerita-cerita yang menyenangkan dan kurang menyenangkan dari orang lain sekadar akan menjadi bahan renungan saja…Untuk diambil pelajaran.

Sebab, diakui atau tidak, pengalaman membuktikan bahwa orang yang cepat wisuda dak berarti dia intelek atau karena tekun, dan orang yang dak cepet wisuda pun dak selalu terdiri dari orang yang males dan kurang intelek. Dak gitu…Jika ada orang yang bilang kayak gitu, aku bilang itu salah besar..Sebab, keputusan untuk segera wisuda cepat sangat dipengaruhi oleh pandangan seseorang terhadap rutinintas akademik ini…Mana keren coba, mahasiswa yang lulus 4tahun dengan Fayyadl yang walaupun mpe sekarang belum wisuda, tapi namanya uda mendunia? Mana keren mahasiswa yang cepet lulus dengan K. Mustov yang kuliah S-1 10 tahun tapi berhasil mendorong banyak orang untuk terus menulis dan namanya pun sudah marketable di media-media? Mana keren? So pasti kerean Fayyadl dan K. Mustov lach…

Tapi lain lagi ceritanya kalo kuliah dak kelar-kelar tapi juga dak produktif, dak tekun, dan ngembangin skill..terus kerjaannya cuma ngabisin uang kiriman orangtua, kongkow, dan idup ga jelas. Yang pasti buat aku, ini pemandangan yang sangat mengenaskan dan menggetirkan..Semoga aku, semalas apapun aku, dak mpe segitunya…

Tapi persamaan antar dua golongan yang sama-sama telat wisuda ini…adalah…He, terancam DO alias DROP OUT..Deuh..jangan, dong..sayang khan, perjuangan yang selama ini uda dibayar untuk menebus sebuah gelar, belum lagi uang, belum lagi dak enaknya Ospek, dak enaknya ngerjain tugas yang bejibun, dll dll. Kalo DO resmi diturunin, gagal dwonk, proyek bikin apartemen gede yang dibangun sejak beberapa tahun…Tapi kendari gitu, masih mending yang pertama..Karena masih ada yang mereka andalin. Lha yang kedua? Mereka dak s4 nemuin dan ngembangin potensi sehingga…ya gitu dech..

Ya, semua kembali pada selera dan kecendrungan pribadi..Bagaimana mereka memandang sebuah kehidupan dan segala serba-serbinya…Tujuan kuliah, target kulaih, target idup, idelisme pribadi, balas jasa pada ortu, dan hal-hal lain yang mungkin akan membentuk sebuah jaring-jaring dilema. Dan pertanyaannya adalah, bisakah aku bisa wisuda? Memperolah gelar? Kapan? Bagaimana aku mendapatkannya? Dan yang terpenting, apakah aku bisa mempertanggungjawabkan gelar yang akan melekat di belakang namaku?

Ah, Tuhan..Rengkuhlah harap dan pintaku,,,

Jumat, 15 Mei 2009

The Master

Sebenernya uda terlalu xp kalo aku ngomong the master hari ini…Uda lama inagurasinya…Tapi, ketimbang aku harus kehilangan satu momen dalam hidup tanpa s4 mengabadikannya di tulisan, jadi terlambat dak popo…Lagian aku khan bukan isan media yang dikear deadline sepanjang hidupnya…Apologi teruz..ini nech, catatnku…

Jadi dulu, waktu awal-awal adanya the master (season 1), aku cuma bisa semangat 45 untuk nonton acara itu…Pasalnya, jam 9 khan ne acara baru mulai…jam segitu mah bukan jam terbangku. Kalo pun masih melek, pasti lagi lembur tugas ato ngejar deadline proyek..Dan semuanya akan dilakukan dengan penuh keterpaksaan dan meaningful of nelongso..Jadi aku cuma denger ccerita hebohnya pas pagi-pagi…Anak koz pada gandrung nonton acara ne, tapi mereka juga kayak aku…Sukanya paz siang alias nonton siaran ulang…He. Kalo jam 9, koz uda beranjak sepi…

Pas season 1, aku dak banyak nonton acara ne live. Kalo pun nonton, pasti awal-awalnya…Abis gitu, iklannya banyak, aku tumbang di depan tv, obob, bangun karena banyak nyamuk, dan..pindah ke kamar…Yang aku hafal nama dan tampangnya cuma Angel. Dak ada yang istimewa..Aku ikut-ikutan tren aja nonton acara ini…Ya, biar bisa nimbrung obrolan dan ga oon sendiri paz temen-temen kos atopun kelas ngomongin acara ini…

Aku kemudian tau bahwa pemenang season satu namanya Joe Sandy (aku dak tau kaya’ pa tampangnya)..Tapi temen2 (khususnya Ksatria) yang doyan banget nonton acara ne ngomporin aku untuk juga bisa getol…Gimana hebatnya Joe Sandy, gimana tidak masuk akalnya pertunjukan di acara itu, gimana Dedy yang pedes banget paz ngasih komentar..Gimana hebatnya hipnotis Romy, gimana keren panggung dan musiknya…dll dll yang bikin aku tambah pnsr ma acara ini…tapi ciut juga sech,,,masa acaranya mpe jam dua belas malem… Aku juga s4 denger cerita tentang pertunjukan akhir Joe Sandy paz dia mau dinobatin jadi the master (saat eliminasi Abu Marlo). Hipnotis sich mungkin uda biasa gitu..Soalnya romy rafael uda sering banget nunjukin kemampuan hipnotisnya di setiap episode..Tapi ne yang bikin gile…orang yang dihipnotis (kalo bener bahasanya) ke Bali itu tiba-tiba ada pasir di sepatunya…Aku mikir gimana caranya ya…

Kompetitor seasion satu aku juga dak begitu banyak tau…Andai aja peserta seasion 1 dak diadu pas season 2, aku mungkin tambah dak tau…Jadi selaen Angel, ada Aldi Sungkar, Joe Sandy tentunya, terus Ray yang kece banget,,,terus sapa lagi ya, satunya?

Aku mulai getol nonton acara ini paz season II. Meski dak selalu sampe penghujung acara, aku cukup tau perkembangan acara ini. Jadi ada lima kompetitor, Denni Darko (kemampuannya hebat baget, meski ga sehebat Joe Sandy, retorikanya juga bagus, tapi yang bikin dak suka karena dia kesannya BK gitu), Romedal (yang ne kecepatan tangannya keren banget, paz lagi maen kartu…Sekujur tubuhnya kaya` gudang yang gueeede banget. Ekspresinya juga keren..Jadi audience bener2 kebawa ma permainan Rom). Yang bikin nuansa beda juga adanya Duo Robind (Robert dan Indra), yang telepatinya ok gilee…terus Sam White (yang ne juga keren, tapi yang paling bikin dia beda adalah pakaiannya…Jika peserta laen hobi pake kostum item, yang ne malah pake kostum putih...Makanya dia juga punya sebutan ‘white magician…’). Dan yang terakhir, yang dak boleh dilupakan adalah Limbad (Ne bukan hanya ok gile…Tapi dak masuk akal gillle…Aku kayanya dak jangkau dech, meski hanya untuk memikirkan masalah kaya` gene…)

Saat tinggal dua kompetitor, Limbad ma Darko, aku dukung Limbad. Selaen karena dia keren, juga ngerasa kasian, dia uda berkali-kali naruhin nyawa untuk pertunjukan-pertunjukannya…Ya meski mungkin dia dak mau dikasihani, tapi aku koq mikirnya dia mendedikasikan idupnya gitu untuk acara ini…Di sisi lain, walaupun Darko dak kalah hebat, aku dak suka skapnya yang BK alias Besar Kepala..

Awalnya, mpe sekarang pun, aku yakinnya si Limbad punya ‘hal-hal di luar kebiasaan manusia’..Masa iya dilindes stum tetap utuh…Masa ia dia nginjakin kaki ke pedang yang tajem dak berdarah…Masa iya bisa dorong mobil gede yang berisi puluhan orang…Dan ‘masa iya-masa iya’ lain. Mo dibilang latihan? Ok, latihan emang bisa bikin kita punya dan nguasai sebuah skill tertentu..Nach yang paling dak mungkin itu, koq bisa dia dilindes stum tetep idup? Dak penyet gitu? Namun overall, (ne niru bahasanya Romy banget) aku mending milih Limbad dibanding Darko…Jadi aku bahagia paz Limbad jadi the master,,,Kali Darko, bisa-bisa dia tambah BK.

Ada kejadian lucu dan menggetirkan saat final Limbad vs Darko. Untuk yang keberapa kalinya, aku ketiduran di depan tv. Pagi hari, aku nanya ksatria, sapa yang menang…Katanya dia ketiduran juga. Jadi aku keliling kos untuk nanya, apakah semalem ada yang s4 nonton acara the master mpe penghujung malem. Dan hasilnya nihil…Aku sms temen-temen kelasQ, nihil juga hasilnya…Aku kepikiran dan mpe ga enak mau ngapa-ngapain…Akhirnya, jalan terakhir aku lari ke warnet…Just to know the winner…dan jawabannya adalah LIMBAD..

Sebegitu jauh pun aku dak suka Darko, aku dak bisa mungkiri kalo dia punya kekuatan hebat banget,,,Itu loch, paz dia ma seorang cowo nyelametin cewe yang bernama AFIFAH dari bahaya. Keren banget…Juga paz dia bikin show SEMPURNA itu, sungguh romantis gille…Darko juga berani nyoba-nyoba permainan angka gitu…Tapi walaupun dak sehebat Joe dan serumit permainan angka yang disuguhkan Joe, akhirnya Darko berhasil…

Tapi pas aku dihadapkan pada Joe Sandy dan Limbad, aku malah bingung. Bener2 bingung…Keherananku pada aksi-aksi Limbad yang memang dak masuk akal (meski berkali-kali ditepis oleh pihak the master), aku jadi ngilirik Joe Sandy..Bukan apa-apa, dua hal yang aku sangat banget suka dari Joe adalah..RETORIKA dan OTAKNYA…Dua titik kelemahanku itu….Siapapun yang punya dua hal itu, aku dak akan pikir-pikir untuk tidak mengaguminya (seperti Ksatria dwonk? Hehehe,,,)…Palagi Joe Sandy dak sombong kaya Darko…Tambah dikomporin ksatria, aku pindah posisi jadi pendukungnya Joe Sandy…

Emang gile bener orang ne. Pinter gile. Sekolah berapa tahun? Kursus berapa kali? Latihan serutin gimana? Waduh dia gile banget. Ya prediksinya, ngitung angka, percaya dirinya..Yang bikin gile abiz paz Joe ditantang ma Dedy untuk itung-itungan akar-akaran. Aku baca banget waktu itu Joe nervous sekaligus takut…Joe dak langsung nerima tantangan Dedy, dia tampak ragu banget…Dan setelah diadu…Ternyata hasilnya SERI…Hasilnya sama, kayaknya Joe satu detik lebih cepat dibanding Dedy. (Hm, rezim Dedy terancam nech…Kayaknya Dedu begitu mengkahawatirkan ha ini)..Sebelumnya, Joe juga pernah melakukan hitungan mult-multiple dari angka yang ditentukan beberapa penonto…Joe tampak dak mikir sama sekali..Dia cume ngeliat, ngoret dikit-dikit (dak pake susunan di atas garis)…terus nulisin hasilnya…Dan hasil yang dia berikan sama (2 be continued...)

Everyday writting...

Ya aku emang bukan penulis handal...Dak punya bakat nulis, plus juga males baca sehingga tulisanku juga kering dan itu-itu aja. Aku pikir orang yang produktif menulis adalah mereka yang konsumtif dalam hal membaca...Tapi overall, i like writting...Aku dak mau keren-kerenan ngomong ini..Tapi yang jelas, aku merasa menemukan diriku yang sebenarnya dalam tulisan-tulisanku...Dalam imaji yang aku artikulasikan lewat bahasa, lewat kemalasanku menulis, dan banyak hal tentang aktivitas menyenangkan ini...
Dan bagiku, mungkin hanya bagiku, aktivitas menulis tidak akan aku tekuni kecuali ada TUNTUTAN..Demand gitu lach, namanya...Msalahnya sekarang, tak ada circumstance yang cukup kondusif untuk menjadi demand bagiku...Selain dosen tentunya...Gimana carany aku bisa menjadikan segala hal yang aku lihat, dengar, dan rasakan menjadi buah pena aku ya? (Itu masalahku...karena orang yang paling faham diriku adalah aku sendiri...)
Bagiku, menulis tidak perlu muluk-muluk...Plus juga banyak-banyak. Yang paling penting buat aku satu hal aja...dalam menulis apapun..harus ada diri yang kita pertontonkan dalam oretan itu..Harus ada bahasa sendiri yang masih genuine, ada kalimat kreatif, ada gagasan-gagasan segar...dan semua itu hanya bisa dilakukan jika kita dak punya ketergantungan yang besar terhadap buku referensi. Buku referensi emang penting..Namun tak jarang malah mempertumpul produktivitas...(ya, ya tulisan ini mungkin hanya akan muncul pada orang yang kagok dab taunya hanya KULIAH seperti aku..he.tapi its ok. Sapa bilang dak keren...)
DAn satu hal lagi, aku terkadang merasa terlalu parah memposisikan diri. Terkadang menulis hanya kujadikan pelarian, saat aku suntuk, saat aku marah, saat aku luka, dan....saat aku butuh someone dan somewhat. Terasa sangat tdak adil, sebab aku hanya memanfaatkan kegiatan sesukaku..Aku tidak lagi memiliki konsistensi dan kemauan untuk setia pada kertas maupun LCD...
Hm, apapun itu, aku suka menulis...
aku rasa aku akan menemukan diriku dalam tulisa-tulisan aku...
dan aku pun yakin,
hanya orang pengecutlah yang menganggap
bahwa keterlambatan adalah kematian dan akhir..
; Dan aku tidak ingin menjadi orang-orang itu...
Aku akan kembali mengakrabi kertas dan LCD yang telah sempat mengenalkanku betapa indahnya menulis..Hhh...

Rabu, 06 Mei 2009

Gaptek Oh Gaptek...

Kalo boleh apologi nch, aku tu dak bisa dibilang gaptek, namun kadang-kadang juga tak salah dibilang gaptek. Oalah...Masalahnya gini, aku mengenal internet baru akhir SMA dan itupun dalam circumstance yang tidak begitu mengenakkan alias sembunyi-sembunyi karena di pondok masih belum demam dan legalized...


Setelah bisa googling dan punya mail, aku mulai berusaha bereksperimen sendiri. Hingga akhirnya, dengan seratus persen AUTODIDAK, aku berhasil bikin blog. Murni dari hasil coba-coba (how nelongso diriku)..

But now, I get some trouble. Aku dak bisa ctrl-V atau mempaste postingan blog yang sudah aku siapkan di pcku...di entri baru bloggerku..I know nothing about the reason..Namun masalah dan keadaan ini ternyata cukup amat mengganggu,,Karena banyak hal yang harus aku delayed dan blogku jadi lama tak tersentuh...Terasa semakin terduakan dengan fitur note di fbku

Anybody could help me?

Selasa, 05 Mei 2009

UP


Up itu Under Pressure kaleeeee ye....Aku tiba-tiba ngerasa banyak banget demand yang juga terlalu banyak menuntutku...Stress ringan gitu lach, ceritanya. Yang mau aku tulis juga rasanya uda membeku dan tak bisa aku cairin...Hfhh,,,gimanapun, ada esok yang aku tunggu..Dan aku tidak boleh oleh laju dan irama waktu...


-Semoga bunda kuat...


Sebab, kisah ini memang telah berakhir, namun tak selesai...