Nick,
masihkah Engkau menyimpan
surat-surat lusuh yang kukirimkan
dengan terburu-buru
namun selalu kusisipi makna yang dalam?
Sedalam kenangan pendek yang telah Kausemayamkan?
Masihkah Engkau menghafal
ritme tangisku yang tak pernah aku alirkan pada matamu?
Seperti ketika Engkau bercerita
betapa ramahnya dunia
jika kita mau mengakrabinya,
dan begitu menakjubkannya hati,
;sebagai tempat paling luas namun
hanya bisa menyimpan satu cinta
Dan masihkah,
Engkau mengenalku
sebagai seorang pesakitan
yang mengharapkan miracle
di tengah hal yang kausebut
bukan tidak mungkin namun sangat sulit?
Nick, hingga hari ini,
peti emas yang Kauselipkan
dalam iga jiwaku masih utuh dan penuh,
tak ada yang berubah dalam genangan air mata
dan cipratan tawaku..
Bagaimana denganmu?
Terakhir, Nick...
semoga Kau tetap mampu
membahasakan tangis dan dukamu
dengan semua gemerlap gemilang yang kauukir