RSS

Sabtu, 13 Februari 2010

VoLunteer Valentine

Jane aku lagi sok momentum gitu, napa harus nulis dengan judul ini. Ya setidaknya original dari aku lah, meski tidak menutup kemungkinan ada orang yang sama berpikir demikian, meski konstruksi dan aplikasinya dimungkinkan akan sangat berbeda.

Btw otw, besok katanya hari kasih sayang ato kerennya tuch, valentine’s day. Sejarahnya mungkin sudah banyak diketahui publik. Ya, bahwa sebenere tradisi ini bermula dari cerita cinta sepasang anak manusia yang menemukan aral cukup berarti di dalam perjalanannya. Banyak versi memang. Intine hal yang menjadi titik temu antar beberapa versi tersebut adalah adanya PENGORBANAN atau what is used to called by SACRIFICE. Barangkali karena faktor inilah, aku kemudian memaksakan volunteer yang hampir sama kedengerannya dengan valentine untuk kemudian disandingkan. Soale aku rasa ada juga sinkronitas arti dari dua kata tersebut.

Well, ngomongin cinta mungkin emang dak akan pernah ada abisnya. Padahal ritual percintaan ya itu-itu aja, seperti tutur Rendra. Perkenalan, jadian, pernikahan, dan perpisahan…Alur lain ya patah hati, cinta tak direstui, bertepuk sebelah tangan, atau putus di tengah jalan yang kadang bisa diterjemahkan dengan perceraian. Tapi hebatnya Tuhan memang, tidak ada alur yang persis plek sama. Kendatipun ada beberapa hal yang mempertemukan dua alur sehingga menjadikannya sama, aku yakin pasti ada digresi atau alur kecil yang kemudian membuat asumsi dua alur tersebut sama menjadi GUGUR.

Ok, aku tidak sedang ingin ngomongin cinta di sini. Aku lebih ingin ngomongin tentang pengorbanan. Meski ia adalah bagian tak terpisahkan dari cinta itu sendiri, aku koq malah emoh rasanya untuk ngomongin cinta. Males aja jane. Ga ada apa-apa yang bikin aku kayak gitu. Mmm..Ok, pengorbanan itu semacam apa ya? Aktivitas memilih satu hal yang harus ditinggalkan atau dinomorduakan demi mendapatkan suatu hal lain yang barangkali lebih menjadi orientasi utama. Pada akhirnya, asumsi ini mengantarkan aku pada satu kesimpulan bahwa hidup memang menyajikan banyaaaaaaaaak sekali pilihan. Dan kita haruslah berani memilih di antara beberapa opsi itu. Tidak jarang memang, ada lebih dari satu opsi yang ingin kita pilih. Tapi keadaan menuntut kita mengambil satu opsi saja. That’s why, kita harus benar-benar berani memilih…Mmmm..Memilih yang lebih prioritas dan mengorbankan opsi yang –katakanlah—lebih rendah prioritasnya.

Gitu ya? Intine kalo ngomong pengorbanan, maka imajinasiku akan mengembangkan sebuah layar bahwa hal yang dikorbankan itu senyatanya merupakan hal yang juga di-kemani. Tapi karena seseorang harus ngemani barang yang lebih penting, so, barang pertama tersebut kemudian ia korbankan, misalnya untuk tidak dimiliki. Kalo begitu, tidakkan pengorbanan kemudian akan setali tiga uang dengan kehidupan yang memang memiliki banyak pilihan? So, kalo emang begeto, kenapa pengorbana aktor Valentine ini kemudian pwol kesohor bahkan menjadi ikon tradisi masyarakat dunia? Ada apa dengan pengorbanannya?

Diajukan pertayaan ini—meski oleh diriku sendiri—aku kemudian ingat dengan apa yang diktakan Halim dan pernah dia tulis di makalahnya. Intine, be different, and you will be famous. Nah, different ini juga bisa diartikan dengan nyelenneh ya, mungkin? Meski konotasinya ga harus negatif kayak kata nyelenneh, akan tetapi aku mikirnya, bahwa keberbedaan memang meniscayakan popularitas yang lebih dan tentunya, curiosuty, especially from the others. Nah, barangkali, yang bikin si Valentinos tu beda adalah karena..dia melakukan pengorbanan yang waktu itu masih tergolong langka dan bikin orang terheran-heran..Yakni ngorbanin segala yang ia punya hanya demi cintanya. Beh, bukan cinta butakah itu namanya???

Ya, mungkin ini ajah yang ingin aku tulisin..Intine minimal, aku uda punya sang untuk menghadapi valentine esok hari..; Sangu yang dak hanya itu-itu aja. Idup khan butuh dinamika dan inovasi..Sebab keduanya memang idup itu sendiri. Kalo kita tetep diem, kapan akan diakui sebagai bagian dari dunia??? Ya nda???

Selamat berfilosofi aja dah,, di hari valentine. Setuju ndak setuju yo karepmu dewe. Tapi kalo hare gene masih sok esktrim2an, koq aku mikire uda dak marketable ya?? Hehehe…Pisss…Pisss…

0 comMentz: