AYO MENABUNG!!!!!!
Aku termasuk orang yang suliiiiiiiit sekali untuk menabung. Banyak alasannya sich..selaen karena menabung aku anggap sebagai paksaan dan aku pernah melakukannya semata-mata karena mengikuti ritme orang yang di sekitarku, bapak-umi maupun temen-temen. Nabung tu pernah dinyanyiin ma Saskia-Geofany pas jaman aku kecil dulu..Katanya nabung tu bisa membuat kita mudah membeli apapun yang kita inginkan…Mau keliling dunia bisa, mau apapun bisa..
Di pelajaran IPS, kalo ndak salah pas kelas tiga SD, aku juga pernah dapat pelajaran tentang menabung. Prinsip menabung itu adalah SEDIKIT DEMI SEDIKIT MENJADI BUKIT. Hm, pada sekolah-sekolah maupun tempat yang aku singgahi, aku kerap juga ikut-ikutan nabung..Ikutan trend lah..lagian aku juga nyadar bahwa euforia saat menerima tabungan itu kereeeeen banget. Bahagiaaaaaaa banget rasanya. Tak terbayangkan dan emang tak tergantikan. Hm, jadi dari situ juga, aku kemudian berpikir, gapaplah, aku ikut ritme orang-orang di sekelilingku. Itung-ituang biar aku ndak oon sendirian saat temen2ku pada enak2an menikmati hasil tabungannya.
Dulu…pas masih SD, aku juga pernah berpikir bahwa tabungan itu juga berwujud dalam ritual arisan. Dan arisan ini dak hanya milik ibu-ibu, sebab pas SD, aku juga uda sering ikutan dan bahkan pernah menjadi EO sebuah arisan. Ada kebanggan tersendiri memang, belajar berkoloni dan berorganisasi dalam usia sedini itu. Meski tidak bisa disalurkan lagi saat ini, tapi kalo dikenang indah juga. Minimal ya biar tahu dikit lah, teknik-tekniknya. Beda dengan tabungan ansich, arisan itu juga memunat fortune timing gitu. Artine yang punya hoki di awal, maka ia bisa mendapatkan tabungannya pada periode-periode pertama. Kondisional juga sich, masalah fortune ini…kadang pas lagi butuh, arisane dak dapet2, tapi saat uda ga butuh, malam dapet.
Nach, kembali lagi ke aktivitas menabung, ketika kuliah, porsentase menabungku NOL BESAR! Aku dak sama sekali punya tabungan. Meskipun toh pada momen ini aku juga punya rekening di salah satu bank, tapi ga ada tuch, ceritanya aku menggunakan rekening itu untuk menabung. Punya rekening dan ATM hanya aku gunain untuk bisa nerima transferan dan terkadang transfer ke rekening orang lain. Pernah sich, sekali-kali nabung, tapi dak lama, pasti dibobol juga. Momen ini biasanya terjadi pas hampir registrasi-an. Aku ada uang untuk SPP sebelum hari H regis, dan itu sepenuhnya aku niatin untuk bayar SPPku. Karena takut ke mana-mana dan disalurkan pada hal yang bukan seharusnya, aku tabung ajah. Ya, meski harus bolak-balek ke bank..Makan biaya juga. Tapi untuk alasan keamanan uang itu, tak apalah.
Mungkin kondisi finansialku yang ndak stabil juga turut menjadi faktor kecil napa aku dak sekalipun bisa nabung. Jadi uang bulanan dari ortu maupun dari Tuhan itu uda ngepass (bahkan kurang) untuk kebutuhan sehari-hariku. Mana sempat untuk nabung? Untuk makan ajah sering dak cukup? Begitu biasanya aku berapologi. Aku menikmati ajah keadaan ini, meski aku sering iri banget, mendengar temen2ku (terutama UNYIL) cerita kalo dia punya tabungan. Berapa persen dari jatah bulanannya ditabung. Dan uang itu memang bisa jadi penyelamat paling ampuh saat dia lagi muflis dan ngidam beli sesuatu.
Aku pikir saat itu, aku berbeda ma dia..dari segi input income. Hehehe. Jadi aku enjoy-in ajah keadaanku dengan tetap berusaha memperbanyak, transferan dari Tuhan. Hmhm…Alhamdulillah dalam beberapa waktu terakhir, keadaan finansialku mulai membaik meski masih jauuuuuuuuuuuuh banget dari apa yang aku inginkan dan ukuran standard mahasiswa Jogja. Tapi syukur ajah, minimal aku bisa menapaki awal proses untuk bisa mandiri. Meski masih sering banget ngerengek ma orang tua minta jatah bulanan, tapi aku memang patut bersyukur sebab keadaanku uda jauh lebih baik dibanding pas semester-semester awal.
Ada ga enaknya juga ternyata berada dalam kondisi seperti ini. Potensi sophaholicku malah kambuh. Aku bisa gila-gilaan kalo dalam masalah ini. Anggaran Tak Terduga dalam satu hari itu bisa sangat besar untuk ukuran aku. Hfhh..Aku prihatin ajah meihat keadaanku, he, meski aku memang enjoy di dalamnya. Cuma aku mikir, kalo aku terus-terusan konsumtif kayak gene sedangkan aku masih dak punya kerjaan tetep, bisa berabe tuch. Kayak orang nyandu, pas punya uang yo gpp. Tapi pas lagi ga ada uang, rasain sendiri gimana bingungnya.
Aku mendadak punya hobi shoping. Sok-sokan banget emang. Yang dicomot kadang memang hanya barang-barang kecil yang dak gitu aku butuhin. Huh…padahal seharusnya aku bisa lebih menyisihkan uang itu menabung demi membeli barang yang aku idamkan pol, seperti ini ini dan ini. Barang-barang yang cukup mahal dan mengharuskan aku bekerja banting otak. Hehehe.
Dari keprihatinan yang bertubi2 namun dengan sikapku yang tetep enjoy, aku kemudian berinisiatif untuk menghadirkan konfirmasi eksternal dengan cara beli celengan. Hm…CELENGAN! Aku beli celengan size L itu di Ramayanan pas lagi hunting headphone gara-gara ketularan headphone milik temenku yang uda berapa hari tak rampok ke kos. Hehehe..dan jadila sekarang, celengan itu bertengger manis di atas lemariku. Moga istiqamah ajah aku nabungnya dan semoga momen ini bisa menjadi awal lahirnya proses besar lain.
Sati catatan terakhir tentang CELENGAN, aku baru tahu dari dosenku kemarin kalo yang namanya CELENGAN itu berkait erat (bahka bisa jadi berasal dari) CELENG yang artinya sama dengan BABI. Deu..berarti orang yang nabung itu haram disentuh dwonk? Eits..Nda gitu. Jadi kata bapak dosen tu, babi itu meski jorok, suka menabung juga. Wah…berarti aku kalah dwonk, ma babi? Katanya, pas babi itu dapat mangsa dan babi itu dak bisa ngabisin mangsanya itu dalam one-time-consuming, maka si babi itu akan menyimpannya. Untuk kemudian dimakan saat dia uda kelaperan dan belum dapat mangsa.
Keren nda, si babi tu? Instingnya ternyata lebih hebat dibanding akalku yang belum cukup kuat untuk boost my self, membiasakan diri menabung. Ya, meski, kata bapak tu, setelah dikumpulin (sisa makannya ditabung), sama si babi itu malah dkencingin biar ndak ada mahluk lain yang mau makan simpanannya itu selain dia sendiri. Ih…Babinya jorok dwonk..Ya, meski gitu, filosofi hidupnya yang suka menabung khan juga patut dijadikan pelajran, terlepas dari apapun kekurangannya. Seperti kata Nicji tuch, KAU SEMPURNA, JADI BAGIAN HIDUPKU. APAPUN KEKURANGANMU (Maksudnya, ndak mungkin kita dapetin seseorang atau suatu benda yang pwol bagus tanpa cacat. Sebab itulah, kita pelajari dan contoh bagus2nya ajah dari orang atau benda itu.)
Hmhm..terakhir, mungkin aku ingin berteriak dengan lantang ajah..AYO, ITA..MENABUNG UNTUK MASA DEPAN!!! PERBANYAK SALDOMU UNTUK MASA YANG AKAN DATANG!! KALO NDAK NABUNG SEKARANG, KAPAN LAGI?
1 comMentz:
Memang benar, Apapun alasanya Menabung tetep penting utk persiapan masa depan
Apalagi jaman sekarang Menabung Rutin dan Ajak Teman Menabung bisa hasilkan Income Jutaan Perbulan http://tabunganmilyarder.weebly.com/
Posting Komentar