RSS

Jumat, 26 Februari 2010

Agar tidak dibuang saja..

Pada akhirnya…

Pada akhirnya aku memang harus berpikir bahwa ada banyak hal yang bisa dilakukan oleh keangkuhan..sesuatu yang jarang dan sulit banget bisa dilakukan tanpa memaksa hati untuk angkuh. Dan salah satu di antara beberapa hal tersebut tengah terjadi dalam babak hidupku hari ini..aku memang angkuh, namun banyak hal yang bisa menaklukkan benteng itu…Tapi jika aku sudah tidak punya pilihan lain yang lebih menentramkan, aku akan kembali ke tabiat dasarku itu..Menjadi mahluk super angkuh yang bahkan tdak memedulikan apapun selain diriku…

Barangkali aku memang terlalu rapuh menyadari kepergian sebuah babak dalam kehidupanku..Aku kira itu wajar, sebab itu sangatlah manusiawi, meskipun perubahan yang terjadi padaku cukup mengancam juga…Ya udah, aku biarkan kegilaan-kegilaan itu hadir satu persatu, ntar juga reda, pikirku…Dan seiring waktu, semua kebekuan itu memang mulai tercairkan..(meski tidak dengan luka di hatiku, sejarah terlanjur memuseumkannya…). Tapi ya itu, menghapus nama seseorang dari list hatiku tidak semudah aku membuang dan merobek-robek secarik alamat rumah yang selalu menjadi tujuan dari surat-suratku…

Masalahnya kemudian, ada skenario yang sangat merugikan aku. Skenario yang justeru mengharuskan aku berbenturan dengan barang yang luar biasa ingin aku lupakan, dengan barang yang mati-matian ingin aku tinggalkan. Aku kurang tahu, apakah skenario itu memang sengaja ditulis untuk mengukuhkan kerapuhanku atau memang seleksi alam. Tapi yang jelas, penulis skenario itu sangat mengetahui kelemahanku, sehingga ia mudah melumpuhkanku dari berbagai celah.

Aku memang tidak mau berprasangka, tapi kenyataan menyiratkan demikian. Skenario itu ada di depan mataku, terjasi utuh dan tanpa cacat, meski aku berusaha sekuat mungkin untuk tidak bertatap muka dengannya. Ia tersaji di meja makan tempat aku melewatkan beberapa jam kehidupanku di sana..Ia benar-benar tersaji. Aku sudah membuang pandang dan menutup dengar. Namun rupanya adegan-adegan itu memang tidak pernah mau lari dari hadapanku. Aku speechless dan nothing to do. Barangkali yang harus aku salahkan bukanlah adegan-adegan yang tak terhindarkan itu..Tapi aku sendiri!!! AKU!!

Dan untuk membohongi hati, aku harus mengandalkan keangkuhanku..Memandang segala hal dari kacamata tergelap yang aku punya. Aku tempel aja pertanyaan-pertanyaan esensialis berikut di serambi hatiku..
• Eh, siapa kamu, sampe mau bikin idupku berantakan separah ini? Yang jelas kamu bukan tokoh utama dalam roman dalam hidupku, jadi ngapaen aku setengah mati kepikiran hanya karena kamu tak sempat memberikan maaf sebelum kamu pergi?
• Kalau kau mau pergi, pergi saja..Tak usah menyusun skenario lain. Belum puas kamu bikin perih lukaku semakin pedih? Lalu ada skenario apalagi? Don’t think I care. I care nothing at all!!! Buatlah skenario sebanyak mungkin…dak akan ngaruh buat aku
• Haalauwwwwwwwwww…kamu aja bisa setenang itu menyudahi babak ini, napa aku harus menjadi pesakitan CUMA KARENA KAMU? Wah…Harus segera bangkit aku, sebelum kau lebih jauh membungihanguskan tempatku berpijak..Kau tau peta-peta kelemahanku khan? Manfaatin aja…Aku dak akan terpengaruh sedikitpun oleh skenario yang disusun kamu…
Tapi…ada hati kecilku yang melantangkan teriaknya. Ia bilang bahwa aku tak akan pernah berhasil membencimu…(membuatku membencimu adalah salah satu proyek terbesarmu khan?? Kau pasti masih ingat..), aku tidak akan pernah mengalami sebuah konversi slide back untuk membencimu...Tindakanku membohongi hati dan segala follow upnya itu tidak akan cukup mampu menghapus namamu dalam list hatiku..(Duh, mengakui apa sebenarnya kata hati paling sering bikin teriris..)

Aku tetep pada keyakinanku semula..Bahwa aku harus mengandalkan keangkuhanku…HARUS!! Jika tidak ingin kau semakin jauh dan jauh meninggalkanku dalam keterpurukan. Betapapun aku sayang kamu, betapapun pagi ini aku kangen kamu, betapapun aku ingin kau datang kembali bentaaaaaaaaaaar aja, dan betapa-betapa lainnya, keadaan memang memaksa aku harus angkuh dan membohongi hati!!! Sebab hanya dengan itu, aku dapat melarang air mata tumpah lagi dan memaksa isak sedaku mengakhiri riwayatnya HANYA KARENA KAMU!!

Well, masih banyak hal yang lebih menarik dibanding babak yang sudah pergi itu…jadi pergi aja, gausa kembali. Aku juga uda ga ngarep lagi. Tanpa kamu aku masih tetep bisa tegak berdiri!! Kamu bukan apa-apa apalagi siapaku, jadi…jangan pernah berpikir bahwa skenario apapun yang kaubikin akan berpengaruh buat aku. TIDAK SAMA SEKALI!! NOT AT ALL!

Hm..Barangkali ini adalah jalan terbaik yang bisa aku tempuh..
Ok, Ta..Kamu bisa tenang sekarang…Jangan pernah ingat bahwa dia pernah menjadi dua puluh empat jam dalam seharimu…Jangan pernah ingat bahwa kau pernah menduga bahwa dia adalah malaikat yang diutus Tuhan untukmu…Hilang satu harus tumbuh seribu dwonk..Ok?

Dan…selamat datang, untuk kebahagiaanku…
Chayoooooooooooooooooo!!!

(Aku dak atu kapan nulis catatan ne..Tapi wis tak posting ajah dulu..kasian si biibii kalo nanggung beban keberatan..)

0 comMentz: