Life cOntains sOme poSSibilitieZ
Siang yang terik itu, aku dan Chiko berhasil membujuk Unyil untuk mau ikut kami makan barang di kosku. Chiko dan Unyil sebenarnya sudah sama-sama sarapan, namun mereka berdua ngangguk juga setelah kuiming-imingi abon yang aku bawa dari Madura pas pulang kemarin. Abon itu adalah ciri khas oleh-olehku yang selalu ditunggu-tunggu oleh temen-temen, khususnya teman-teman kelas. Mbah yang buatin, spesial untuk aku. Hehehe,,
MK 3 SKS yang cukup medddeni itu juga cukup sukses bikin perut keroncongan. Kami bertiga akhirnya sepakat akan transit dulu di kosku sebelum kemudian melanjutkan alur hidup masing-masing, di siang yang –masyaAllah—terik banget itu. Sip. Berangkat. Tak ada yang menarik di perjalanan. Semua terasa biasa-biasa aja..Kami memilih rute pulang lewat gedung teatrikal agar bisa sedikit meminimalisir kontak dengan sinar matahari.
Kami ngobrol-ngobrol santai (aku masih ingat waktu itu kami ngomongin ada orang mirip bule berambut pirang dengan kulit yang putih kemerahan namun dengan postur tubuh Indonesia). Kami sibuk berdebat apakah dia bule atau tidak, namun tidak ada yang berani mengajak kenalan dan ngetest speaking untuk mengetahui apakah orang tersebut memang benar-benar bule ataukah tidak. Dialog kecil-kecilpun dimulai..kami bertiga sama-sama mengangkat suara, hingga akhirnya…
Sampai di depan MP setelah melewati taman parkir sebelah selatan FaDa, aku tersenyum sendiri menyaksikan pemandangan yang bagiku nyaris baru. Seseorang (entah supir atau kenek bus) tengah tidur pulas di box barang di bagian bawah bus. Aku tersenyum dan diam sejenak, menghentikan langkahku. Tidurnya tampak puleeeees banget di tempat itu. Untungnya arah miring tidurnya membelakangiku sehingga aku pun bisa dengan mudah menjepretnya. Unyil dan Chiko dak protes sedikitpun, mereka senyum-senyum gajebo gitu…
Aku seneng akhirnya kameraku ndak hanya bisa dibuat ajang narcis-narcisan atau sekadar mengabadikan momen dan jepret pemandangan yang inththoy. Kali ini fungsinya juga bisa…mm…memotret kehidupan. Oalah, bahasane nggaya! Iya, beneran, aku ngeroso banyak belajar dari gambar yang aku potret ini. Yang pertama, aku mikir, bahwa hidup memang memiliki banyaaaaaaaaaaaaak kemungkinan. Dak ada single faktor, bahasa filsafatnya. Sebab itulah, selama masih dak nyalahi nurani, kemungkinan itu ok-ok ajah dimanfaatin. Dalam kasus ini, box barang di bawah badan bus khan fungsinya bukan untuk tidur tu, he..Bisa gosong kepanasan karena berdekatan terlalu close dengan mesin. Biasane dibuat tempat barang. Eh, tapi dalam keadaan bis parkit, ternyata tempat itu juga enak buat obob. Apalagi ditemani angin yang berdesir pelan..
Yo aku sendiri ndak bisa bayangin kayak gimana rasanya, nyenyak, nentramin, ato sebenere hanya karena terpaksa. Tapi dipikir-pikir ndak juga, lha wong di atas bus eksekutif itu masih banyak tempat kosong, napa si bapak tu lebih memanfaatkan tempat itu? Jika bukan karena tempat itu lebih representatif untuk istirahat? Ya nda?
Wah..wah..jika begitu keadaannya, berarti ne lumayan sama dengan teori generalisasi atau perluasan makna dalam Bahasa yang memang merupakan suatu keniscayaan dari berputarnya waktu. Box yang dulunya hanya bisa dijadikan tempat naruh barang (biasanya yang sudah tidak bisa diakomodir di dalam bis), maka dalam keadaan tertentu, tempat itu juga bisa jadi tempat yang enak buat tidur…Nah, terus intine, berarti waktu donk, yang menciptakan perubahan? Hm..yo ndak segitunya, waktu meniscayakan perubahan ajah..Hmhm,,,yang bikin berubah yang pikiran manusia (yang sebenere tidak bisa dilepaskan dari waktu itu sendiri…)
Dan epilognya adalah, karena hidup menyediakan banyak kemungkinan, maka…Cobalah untuk memiliki sebanyak mungkin pandangan/praduga dalam menilai sebuah persoalan. Intine yo, harus objektif ajah dan ndak perlu membatasi pandangan pada beberapa hipotesis saja. Asalkan beralasan, hadirkan ajah hipotesis sebanyak mungkin. Kenapa gitu? Yap, karena tidak ada yang bisa dengan pasti dan selalu tepat memprediksi apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang akan terjadi..jadi segala kemungkinan yang ada dak bisa begitu saja dinegasikan…(hehehe, ne ceramahi diri sendiri….Sok jadi detektif ajah..)
Yap, sebab terkadang, aku dewe merasa terlalu shock mendapati kenyataan hari kemarin yang baru saja aku tahu dan belum pernah aku bayangkan sebelumnya (wah..wah..apa asbabul wurudnya ya, ini?)
0 comMentz:
Posting Komentar