RSS

Rabu, 24 Februari 2010

Cerita 24 Pheb, 2010

Semalem abis ol, aku sebenere uda punya planning untuk segera mojok dan menggelar dialog-dailog gajebo di depan biibii. Whatever I want lah...Pikirku. Tapi saying, rencana itu dak segera terlaksana gara2 aku nurutin mood untuk sejenak mending kerjaan itu..Aku piker suasana sekeliling dan terutama suasana hatiku sedang tidak bias dipaksa terlalu keras untuk terus-terusan menekuri kotak kecil putih ajaib itu...

Seperti biasa aku nogkrong di tipi, dan masyarakat tipi pun ndak jauh beda dengan malam-malam sebelumya. Akum ting-ting, dan Erma. Jenghol absent malam itu entah ke mana dan bagaimana. Aku nonton sambil sesekali berkomentar banyak dengan suara-suara yang ritmenya dak jelas. Asbun ajah. Oya sejak tinggal di kos dan melanjutkan hobbiku nonton tipi, aku juga merasa bisa belajar banyak dari apa yang namanya konsep mengalah, menghargai, dan bersikap sopan di depan keadaan yang sama sekali tidak diinginkan.

Konteksnya ya pas nentuin channel. Nonton rame-rame khan pastinya ada keinginan yang berbeda juga. Si A ingin channel RCTI, si B maunya SCTV. Belum lagi si D yang maunya ANTV. Kalo semuanya egois dan maunya menang sendiri sedangkan tivinya satu, khan berabe? Hmh..Palagi tv bersama aias tv kepunyaan ibu kos. Ya harus saling mengalah gitu kemudian..Barangkali karena factor inilah, temen-temen kos banyak yang tidak terlalu suka nonton tipi. Selain punya aktivitas laen, barangkali mereka juga terbilang sulit untuk bisa mengalah. Jika ndak ya, mereka emang ndak mania nonton.

Sayangnya, aku bukanlah termasuk tipe orang-orang itu. Aku sulit banget menyerap informasi dari bahan bacaan, aku lebih suka audiovisual atu minimal visua; or audio doang. Jadi aku harus berdamai dengan keadaanku. Caranya ya mencari sarana-sarana yang bisa bikin aku ga ketinggalan jaman namun dengan cara yang dak bikin tertekan. Salah satunya adalah NONTON. Baik tipi maupun pilem. Apapun lach, yang penting bisa bikin otakku keisi. Itu ajah. Dan karena kebutuhan ini, aku ya..harus bisa meredam egoku dengan cara mengalah...dan ikut menikmati channel yang dipilih temen yang saat itu tengah berkuasa sepenuhnya atas remot.

Watching is my world..Tapi aku milih-milih juga. Watching ya ndak sembarangan. Sekiranya bisa membunuh karakter dan bikin mentalku corrupted, aku say EMOH ajah. Semisal be ef dan pilem horror. Untuk urusan yang satu ini, aku emang dak mau gengsi-gengsian dan akan kubiarkan semua orang bilang AKU KETINGGALAN JAMAN. I DON'T CARE! Aku mending dibilang kayak gitu disbanding aku harus merelakan pikiranku kebayang asma adegan-adegan yang jorok-jorok atau hingga aku menjadi orang yang PENAKUT banget sampe harus minta dianterin ke mana-mana dengan alas an TAKUT HANTU!! Aku emang tidak mau sekalipun nyomba2 sok wani nonton pilem hantu. Itu prinsip mutlak yang tak boleh aku langgar. Hehehe..

Ok, back to the main intention I write this..jadi aku sebnere ingin cerita bahwa malem itu aku merasa LOVABLE. Untuk mengartikan kata ini, aku belum bisa cari padanan kata yang representatif. Ok, malem itu sebenere pedih perihku masih belum sepenuhnya sembuh..Palagi sorenya baru diremukin lagi. Tapi main pointnya, aku sudah biasa dengan keadaan yang sebenernya tidak kuharapkan itu. Nah jadi selepas jam sembilan, batas jam di mana anak cewe bisa keluyuran dengan bebas di kota ini, aku sudah meringkuk di depan tipi bersama ting2 dan erma. Menonton apapun yang bisa ditonton, Erma sudah berangkat tidur, tapi ting2 masih melek.

Pas itu aku lagi sms-an ma orang yang membutuhkan sedikit bantuanku. Gak sulit koq, sebab malam itu aku bisa menjadi informer kecil-kecilan. Itu ajah yang ada dalam pikiranku. Aku bahagia bisa membantu orang lain. Aku senang meski dengan kondisi yang serba berbatas ini, masih ada orang yang bisa mengandalkanku. Barangkali karena aku lagi sensitif ma hal-hal seputar ini, jadinya arah pikiranku masih ke sini. Aku melanjutkan aktitvitas sms hingga malam semakin menjauh dan hapeku muali rewel. Tapi tak sabar-sabarin, berharap dia masih bisa mengerti aku.

Lepas jam setengah sepuluh, suasana masih tidak banyak berubah. Tiba-tiba dating tiga sms yang isinya hampir senada. Ada tiga orang yang membutuhkan pertolonganku malam itu juga. Aku sanggupi semua meski sebenere aku skeptis. Ya aku ngasih tau thok nek keadaanku yang sebenere kayak gini. Jadi orang yang bersangkutan bisa memperkirakan, semaksimal apakah aku bisa membantu mereka.

Hmh...aku semakin bahagia sampai pada titik ini, Rasanya aku ingin senyum-senyum sendiro thok. Ya bukan gimana-gimana, aku hanya merasa bahagia bisa membalas kebaikan mereka yang juga pernah baik sama aku. Aku uda prepare segala hal yang kira2 dibutuhkan dalam membantu tiga orang itu, Sayang, rasanya ada yang harus aku korbankan..Tapi aku belum yakin. Jadi aku tunggu saja..Sembari menonton. Ya, never ending watching..

Orang pertama dating....Tak butuh banyak proses dan aku sudah menyelesaikan segala sesuatunya. Mereka datang berdua dan aku hanya haha hihi ringan saat mendapati dua orang itu sudah mejeng di depan kosku yang malam itu Cuma diterangi bulan separuh dan lampu yang ga gitu terang. Dan sebagai tuan rumah yang baik, aku mengantarkan dua orang temenku itu sampe di depan rumah Haki. Eh, ternyata orang kedua baru aja marker motornya di sana. Yauda sekalian tak samperin dan segera tak kasih apa yang tengah ia butuhkan. Sayang ia keburu pulang karena –ucapnya—ada hal yang harus segera diselesaikan. Abis dia pulang, aku masih nongkrong2 gajebo bareng dua temenku itu di BURJO baru depan kos..

Hmh, ternyata masih ada orang yang akan menemuiku malam itu cuma dia belum sempat konfirmasi viasms. Jadi kutunggu ajah sekalian membiarkan temenku menghabiskan segelas es teh yang ia pesen dari Burjo. Eh, tapi si actor tambahan ne ga dateng2. Kami bertiga sampe kegaringan nunggu dia dating. Nah terusssss..abis tu, aku mutusiSemalem abis ol, aku sebenere uda punya planning untuk segera mojok dan menggelar dialog-dailog gajebo di depan biibii. Whatever I want lah...Pikirku. Tapi saying, rencana itu dak segera terlaksana gara2 aku nurutin mood untuk sejenak mending kerjaan itu..Aku piker suasana sekeliling dan terutama suasana hatiku sedang tidak bias dipaksa terlalu keras untuk terus-terusan menekuri kotak kecil putih ajaib itu...

Seperti biasa aku nogkrong di tipi, dan masyarakat tipi pun ndak jauh beda dengan malam-malam sebelumya. Akum ting-ting, dan Erma. Jenghol absent malam itu entah ke mana dan bagaimana. Aku nonton sambil sesekali berkomentar banyak dengan suara-suara yang ritmenya dak jelas. Asbun ajah. Oya sejak tinggal di kos dan melanjutkan hobbiku nonton tipi, aku juga merasa bisa belajar banyak dari apa yang namanya konsep mengalah, menghargai, dan bersikap sopan di depan keadaan yang sama sekali tidak diinginkan.

Konteksnya ya pas nentuin channel. Nonton rame-rame khan pastinya ada keinginan yang berbeda juga. Si A ingin channel RCTI, si B maunya SCTV. Belum lagi si D yang maunya ANTV. Kalo semuanya egois dan maunya menang sendiri sedangkan tivinya satu, khan berabe? Hmh..Palagi tv bersama aias tv kepunyaan ibu kos. Ya harus saling mengalah gitu kemudian..Barangkali karena factor inilah, temen-temen kos banyak yang tidak terlalu suka nonton tipi. Selain punya aktivitas laen, barangkali mereka juga terbilang sulit untuk bisa mengalah. Jika ndak ya, mereka emang ndak mania nonton.

Sayangnya, aku bukanlah termasuk tipe orang-orang itu. Aku sulit banget menyerap informasi dari bahan bacaan, aku lebih suka audiovisual atu minimal visua; or audio doang. Jadi aku harus berdamai dengan keadaanku. Caranya ya mencari sarana-sarana yang bisa bikin aku ga ketinggalan jaman namun dengan cara yang dak bikin tertekan. Salah satunya adalah NONTON. Baik tipi maupun pilem. Apapun lach, yang penting bisa bikin otakku keisi. Itu ajah. Dan karena kebutuhan ini, aku ya..harus bisa meredam egoku dengan cara mengalah...dan ikut menikmati channel yang dipilih temen yang saat itu tengah berkuasa sepenuhnya atas remot.

Watching is my world..Tapi aku milih-milih juga. Watching ya ndak sembarangan. Sekiranya bisa membunuh karakter dan bikin mentalku corrupted, aku say EMOH ajah. Semisal be ef dan pilem horror. Untuk urusan yang satu ini, aku emang dak mau gengsi-gengsian dan akan kubiarkan semua orang bilang AKU KETINGGALAN JAMAN. I DON'T CARE! Aku mending dibilang kayak gitu disbanding aku harus merelakan pikiranku kebayang asma adegan-adegan yang jorok-jorok atau hingga aku menjadi orang yang PENAKUT banget sampe harus minta dianterin ke mana-mana dengan alas an TAKUT HANTU!! Aku emang tidak mau sekalipun nyomba2 sok wani nonton pilem hantu. Itu prinsip mutlak yang tak boleh aku langgar. Hehehe..

Ok, back to the main intention I write this..jadi aku sebnere ingin cerita bahwa malem itu aku merasa LOVABLE. Untuk mengartikan kata ini, aku belum bisa cari padanan kata yang representatif. Ok, malem itu sebenere pedih perihku masih belum sepenuhnya sembuh..Palagi sorenya baru diremukin lagi. Tapi main pointnya, aku sudah biasa dengan keadaan yang sebenernya tidak kuharapkan itu. Nah jadi selepas jam sembilan, batas jam di mana anak cewe bisa keluyuran dengan bebas di kota ini, aku sudah meringkuk di depan tipi bersama ting2 dan erma. Menonton apapun yang bisa ditonton, Erma sudah berangkat tidur, tapi ting2 masih melek.

Pas itu aku lagi sms-an ma orang yang membutuhkan sedikit bantuanku. Gak sulit koq, sebab malam itu aku bisa menjadi informer kecil-kecilan. Itu ajah yang ada dalam pikiranku. Aku bahagia bisa membantu orang lain. Aku senang meski dengan kondisi yang serba berbatas ini, masih ada orang yang bisa mengandalkanku. Barangkali karena aku lagi sensitif ma hal-hal seputar ini, jadinya arah pikiranku masih ke sini. Aku melanjutkan aktitvitas sms hingga malam semakin menjauh dan hapeku muali rewel. Tapi tak sabar-sabarin, berharap dia masih bisa mengerti aku.

Lepas jam setengah sepuluh, suasana masih tidak banyak berubah. Tiba-tiba dating tiga sms yang isinya hampir senada. Ada tiga orang yang membutuhkan pertolonganku malam itu juga. Aku sanggupi semua meski sebenere aku skeptis. Ya aku ngasih tau thok nek keadaanku yang sebenere kayak gini. Jadi orang yang bersangkutan bisa memperkirakan, semaksimal apakah aku bisa membantu mereka.

Hmh...aku semakin bahagia sampai pada titik ini, Rasanya aku ingin senyum-senyum sendiro thok. Ya bukan gimana-gimana, aku hanya merasa bahagia bisa membalas kebaikan mereka yang juga pernah baik sama aku. Aku uda prepare segala hal yang kira2 dibutuhkan dalam membantu tiga orang itu, Sayang, rasanya ada yang harus aku korbankan..Tapi aku belum yakin. Jadi aku tunggu saja..Sembari menonton. Ya, never ending watching..

Orang pertama datang....Tak butuh banyak proses dan aku sudah menyelesaikan segala sesuatunya. Mereka datang berdua dan aku hanya haha hihi ringan saat mendapati dua orang itu sudah mejeng di depan kosku yang malam itu Cuma diterangi bulan separuh dan lampu yang ga gitu terang. Dan sebagai tuan rumah yang baik, aku mengantarkan dua orang temenku itu sampe di depan rumah Haki. Eh, ternyata orang kedua baru aja marker motornya di sana. Yauda sekalian tak samperin dan segera tak kasih apa yang tengah ia butuhkan. Sayang ia keburu pulang karena –ucapnya—ada hal yang harus segera diselesaikan. Abis dia pulang, aku masih nongkrong2 gajebo bareng dua temenku itu di BURJO baru depan kos..

Hmh, ternyata masih ada orang yang akan menemuiku malam itu cuma dia belum sempat konfirmasi viasms. Jadi kutunggu ajah sekalian membiarkan temenku menghabiskan segelas es teh yang ia pesen dari Burjo. Eh, tapi si actor tambahan ne ga dateng2. Kami bertiga sampe kegaringan nunggu dia dating. Nah terusssss..abis tu, aku mutusin untuk pulang ke kos sembari nunggu aktor dadakan itu dateng. Eh, dianya ternyata baru dateng ampir jam duabelasan gitu. Hmhm,,jadi dech, dia bikin insomniaku kambuh sekaligus bikin aku ndak jadi bantuin orang ketiga yang sms aku itu,,,

Hhhhhh.,,,Malem menjelang pagi itu, aku merasa seneng ajah,,,Bisa menerima beberapa ucapan terimakasih dari orang-orang yang sudah seriiiiiiiing banget bantu aku. Ya bukan mau bales2an sich, cuma sebagai mahluk sosial, kita khan uda selayaknya tuch, saling tolong menolong? Hm? Aku bahagia aja, ngerasa bisa diandalkan oleh temen2ku meski dalam skala yang kecil..Smoga terus berlanjut ajah. Hehehe. Bless me, God..Aku ingin menikamati hidupku saja saat ini, tanpa peduli apapun kondisi yang menghinggapiku..

Sayang memang, hari yang penuh perjuangan itu harus ditutup dengan INSOMNIA, hingga aku tak bisa melepaskan headset dari kepalaku...Sampai pagi bangunin aku..Duh,,

0 comMentz: