Saat menulis ini, aku tengah menunggu vonis sesuatu…Sesuatu yang menggelisahkanku semalaman hingga aku nyaris tidak bisa tidur selelap biasanya…Salahku sendiri tadi nekat matiin hp karena aku kesannya terlalu marah ma keadaan…Aku tidur, tumbang kelelahan, dan baru mau bangun setelah ada orang yang memaksaku terjaga…Aku bangun segera tersenyum dan terkejut mendapati jam berapa saat itu setelah beberapa saat aku ngidupin hp…Ada beberapa sms yang masuk…Termasuk dari dia yang kebingungan mendapatiku hpku tak aktif; aktvitas yang jarang sekali kulakukan kalau bukan karena alasan teknis..
Menunggu vonis itu memang cukup bikin aku…kepikiran banyak hal..Kepikran konsekuensi dan series yang harus aku lakukan setelah vonis itu datang..Namun lagi-lagi, aku bingung apakah usahaku ini sudah bener- bener berupa azam dan sudah maksimal atau jangan-jangan…Aku belum nyampe ke taraf itu..Ga tau ah… Sembari menunggu, aku akan coba nulis beberapa hal yang bisa aku pelajari dari beberapa hari aku di sini..
1. Bahwa dunia kerja adalah dunia yang hard dan cukup melelahkan. Aku bayangin kalo aku jadi wd…Ngantor jam lapan dan baru balek ke rumah jam lapan juga…Nyaris dak ada jam santai…Makan siang pun tetep behind the desk…Palagi untuk tidur siang…Membosankan banget buat aku yang terbiasa leha-leha dan nyantai ngejalani idup…Suatu kali aku pernah nanya dengan begitu polosnya ma wd…’Kamu dak capek ya?’, dan dia hanya nanggapi dengan biasa dan apa adanya dia….(Pertanyaannya buat aku…Besok, kira2 aku ngapain dan cari nafkah di mana ya??? Apakah aku harus banting setir dari keadaan dan pengalaman yang aku miliki hingga saat ini dan menjalani kehidupan yang serba baru ataukah…..tetep seperti ini? Bergelut dengan laptop, internet, kamus, dan kebosanan??? Yang jelas, aku harus berazam untuk bisa jadi ORANG KAYA..; Impian terbaruku yang bisa dibilang cukup ngawur…)
2. Aku jadi mikir…Bukan main-main tu, pepatah bilang ala biasa karena biasa…Banyak hal yang berubah dalam diri wd…Wd yang aku kenal dulu adalah dia yang pendiam dan gak ngomong jika ndak penting2 amat. Dan sekarang, dia dipaksa keadaan untuk ‘cerewet’ agar bisa survive dalam profesi yang tengah dijalaninya…Yang dak kalah menakjubkan, wd kemudian menjadi orang yang ahli kalkulator dan lihai banget maen2in jarinya di atas tuts kalkulator. Serasa uda lama banget dia menggeluti dunia kerja kayak gini…Besok aku gimana ya? Aku harus membiasakan diri dengan apa ya? Dengan hal yang sama sekali baru ataukah dengan hal lama yang sudah aku tinggalkan? Beberapa saat sebelum menulis ini, aku kembali menekuri file-file usang berdebu di lemari masa lalu dan baru mengingat bahwa ada banyak hal yang telah terlewati namun belum bisa aku kuasai sepenuhnya…Whatever challenge I face, aku harus maksimalin tenaga dan segenap perasaanku….
3. Dalam perjalanan ke toko wd tadi, aku berangkat bareng dengan karyawan toko wd…Cewe yang kayaknya masih lebih muda dibanding aku…Parasnya lumayan dan orangnya pun supel..Kami mulai perbincangan sejak dari rumah wd hingga jalan yang kami lewati tak terasa panjang dan melelahkan…Ada satu pertanyaan yang kemudian ia ajukan padaku…Dan tetap mengganguku hingga kini..Awalnya dia nanya, aku kuliah di mana dan ngambi jurusan apa…Setelah aku jawab, dia nanya lagi kalo uda lulus, aku kerja apa. Aku selalu bingung paz ditanyain itu, aku bilang aja…Kerjaan lulusan jurusanku gak jelas…Haha…Sadis banget aku..Abis aku inginnya ngasih jawaban simpel dan undesrtoodable. Dari percakapan singkat itu, aku kembali mikir dan mengembalikannya pada diriku…”Besok aku kerja apa ya?” Yang jelas aku dak mau hanya jadi bendahara keluarga yang tauny cuma bisa konsumtif, gak produktif…Lha umi aja (yang baru lulus paket C) juga empowered, masa aku kalah ma umi? Hehehe…
Ngomongin kerja dan survive alive financially emang cukup bikin aku merinding..Bagaimana tidak, di Yogya khususnya, aku paling sensitif ma masalah kayak ginian. Selain keadaan ekonomi pribadi yang membangkitkan sensitifitas itu, hampir tiap detik aku lalui dengan interaksi langsung maupun tidak dengan mereka yang mencari nafkah dengan cara yang berbeda…Tak heran kemudian, pertanyaan yang paling sering muncul di benakku adalah…”Dia berapa ya, keuntungannya perhari? Dia digaji berapa ya, tiap bulan? Dengan pengorbanan dan perjuangan segitu, dia dapet apa? Cukupkah untuk menghidupi anak isterinya?”
4. Semalem ayah wd sempat ngomong2 ma aku di ruang keluarga paz keluarga wd lagi pada ngobrol dan ngumpul..Jarene. “Ita, jangan terkejut ya..Keluarga ini emang kelurga yang workingsentria. Jadi semuanya harus menjadi rutinitas yang nggak boleh dilalaikan. Saya ngomong kayak gene biar kamu dak terkejut dengan keadaan kami di sini”…Aku hanya menimpali sekadarnya dan membenarkan ucapannya..Hidup memang penuh kejutan…Dan kita, mau dak mau harus menghadapi semua kejutan itu..Siap ato gak siap..Keadaan dan tuntutan sama-sama mengharuskan manusia untuk menghadapi dan menaklukkan semua tantangan dan kejutan yang ada di depan matanya…And then, what`s next? How about me? Uda siapkah aku menerima semua kejutan-kejutan yang akan dikirimkan Tuhan untukku??? (Ne pertanyaan besar loch…)
5. Menemani wd selama dua hari ini, selain memberikan aku banyak pelajaran tentang hidup, juga banyak ngasih aku pengetahuan-pengetahun terbaru tentang teknik profesi yang ia geluti…Tentang emas muda dan emas tua, tentang karat yang ada dalam emas, tentang distribusi perhiasan mewah ini, tentang angka 42 dan 80, tentang persaingan, dan banyak hal dech…Andai dak berada di sini, aku pasti oon banget kalo masalah kayak ginian. He…Makanya, seperti biasa, pas dapet hal-hal baru, aku akan sok kritis dengan nanya apa aja yang muncul dalam benak aku…Wd mpe kadang terkesan kewalahan melihat sikapku yang kesannya cukup….Lebay. Hehehe…
Pertanyaan kecil sich, tapi aku emang bener-bener dak teu…Misalnya kayak gene…”Wd…Kenapa sich, toko emas itu harus dikelilingi oleh kaca di semua sisi? Ini koq laci lemarinya banyak banget sich? Padahal yag keisi khan cuma yang sebelah sini…” Wiz aku pokoknya kayak wartawan amatir yang ga lulus audisi…He. Oya, dan satu hal lagi, ternyata ada sebuah sinergi yang cukup unik di sini…Yakni antara si boz toko emas dan tukang parkir yang mangkal di depan toko ini..Aku dak teu dan hingga hari ini aku masih pendasaran, berapa persen uang dari biaya parkir konsumen yang masuk ke kantong petugas parkir…
Kata wd, tiap ada ‘potential buyer’ lewat, petugas parkir akan mengarahkan dia ke toko wd untuk membeli emas dengan kata-kata persuasif yang uda mereka hafal di luar kepala..Dan karenanya kemudian menjadi sangat fasih…Nach jika berhasil menggereng pembeli dan pembeli tadi deal beli di toko wd, wd akan berbagi keuntungan 500 untuk tiap gram yang dibeli sama si potential buyer..Keren khan? Makanya aku sering ngeliat tukang becak di Malioboro setengah maksa pengunjung untuk ngunjungi stand dagadu yang katanya lagi diskon…Aku sich bingung waktu itu, lha itu khan tukang becak, kenapa rekom ke dagadu ya? Dikasih reward apa??? He…Ternyata walaupun ga dapet jawabannya pazti dan eXact, seenggaknya aku tau mekanismenya yang barangkali serupa tapi dak sama. Emang dak ada salahnya kita terus menerus ngumpulin tanya…Karena saat kita uda tau jawabnya, kita akan tau bahwa numpuk pertanyaan itu is a valuable thing…Apa jadinya dunia jika manusia berhenti berfilsafat? Jika manusia uda emoh mempertanyakan fenomena yang ditemuinya????????????? (Ini mungkin uda epilognya ya….)
0 comMentz:
Posting Komentar