RSS

Jumat, 24 Juli 2009

Aku Ingin jadi Orang Kaya

Kalimat itu baru saja aku kirimkan dalam sebuah sms pada seorang teman. Kami berdua sama-sama tengah menguber dan bingung mencari apa yang namanya DOIT..(duit bacanya…). Semua orang mungkin saja begitu…Ingin bahagia dan sejahtera, serta punya kehidupan yang layak…Meski target masing-masing orang pasti beda.

Kesannya emang materialistis, materai, komersil, dan apalah semacamnya. But what??? “Kalo ga komersil, gak akan dapet warisan”, demikin slogan aku ma temen-temen C9 dulu.. Dan keadaan juga memaksaku untuk perlahan-lahan memilih paradigma komersilsentris. Tapi jangan berpikiran negatif dulu…Aku jelasin biar dak salah faham…

Oya, tapi sebelum itu, aku juga ingin cerita…Beberapa hari yang lalu aku sempat terlibat perbincangan dengan teman masa kecilku, tepatnya teman sekelas pas aku masih SD. Dia juga partner belajar yang cukup bikin ngiri. Sejak kami memilih jalan berbeda, baru akhir-akhir ini aku bisa kembali bertemu dengannya bersama berkat jaringan seluler (Dari dulu koq ga kepikiran untuk cari nomornya temen ini ya???)…Hm…Saat itu dia nanya ma aku, “Ta…Kamu sekarang punya cita-cita apa sich?”, aku jawab aja “Aku ingin jadi orang kaya”…Dia langsung terbahak dan berpesan agar aku tidak boleh bakhil padanya jika sudah meraih impian itu….(Belum jadi aja uda kayak gitu…Hohoho…)

Ada berbagai hal yang bikin aku bisa punya cita-cita kayak begono…He. Yang pertama, aku dipaksa keadaan untuk memilih cita-cita yang demikian…Kurang lebih prinsipnya gini, Kalo aku lahir dan besar dalam lingkungan yang kurang sejahtera, itu sudah takdir dan jalan hidup yang harus aku jalani. Namun jika aku harus menghabiskan masa tua dengan keadaan yang tidak jauh berbeda, itu namanya keterlaluan…Nach apa aja yang aku lakukan di masa muda???? Doit memang bukan segalanya…Tapi tanpa doit, kita akan sulit lho, mau ngapa-ngapain ….Dak percaya buktiin sendiri. Setidaknya itulah pelajaran pertama yang diberikan kota Jogja pada aku…Beda khan, dengan slogannya Betrand Antolin di Cowok Komersil yang bilang…”Punya orang tua miskin adalah takdir, sedang punya mertua miskin adalah kebodohan..” (Beda banget…ilustrasi yang kedua ini namanya kacang lupa dahannya sekaligus lupa kodratnya…)

Yang kedua, dan ini tendensinya futuristik…Aku ingin anak cucuku (Beh…) bisa menikmati kehidupan yang sejahtera…Minimal lebih baik dah, dibanding aku…Semua orang aku yakin pasti punya pikiran yang demikian. Aku gak akan biarkan anak cucuku oon ma Matematika seperti aku, ga akan tinggal diem kalo mereka ngelakuin hal-hal buruk kayak aku…Hehehe..Tobat nech, salah satunya dengan tidak mendaur ulang sarana yang memudahkan terjadinya aktivitas ga baik….So, If I know the thing I want, I also know the way I must pass…

Ketiga dan mungkin paling penting…Aku ingin segera menjadi orang yang dewasa dan mandiri. Menurut aku keduanya berkait erat. Dewasa lebih kepada hal-hal abstrak, semacam paradigma yang melahirkan tindakan, sedangkan mandiri alias MATURITY lebih terkesan hal yang sifatnya konkret. Istilahnya, menghidupi diri dengan keringat sendiri…Beh, sulitnya minta ampun..Sulit banget membahagiakan orang tua dengan cara membebaskan mereka dari satu beban dalam hidup; MENGHIDUPI ANAK SULUNGNYA YANG UDA GEDE INI..Tapi aku tau, aku telah memulainya, sekarang tinggal mengembangkan dan mempertahankannya…. Gimanapun, hasil keringat sendiri terasa lebih amat sangat KOBESSAH dan MEMBAHAGIAKAN serta MEMBANGGAKAN dibanding hasil keringat orang tua…Rasanya hambar dan ga nge-taste..Dan aku ingin perasaan itu mendorong aku untuk terus maju…Contoh kecilnya ya banyak…Barang misalnya..Aku pribadi akan menjaga barang yang aku beli sendiri dengan super maximum security dibanding barang yang dibeliin ortu…Ya dak berarti aku ga ngargain pemberian orang tua…Ne cuma masalah ngetaste dan nggaknya…

Keempat, aku bisa dibilang suka membaca otobiografi maupun biografi tentang orang sukses dan kaya yang memulai segalanya dari nol..Yang paling aku suka kalo aku denger dari orangnya langsung…Dari cerita orang terdekatnya, atau dari sejarah dan perkembangan yang tampak membangun sebuah kronologi yang berkelindan…Dari situ aku tau, kunci paling penting dari sebuah kesuksesan adalah PERSISTENCE…KETEKUNAN…Dak ada istilah bakat atau gen di sini, apalagi diksriminasi yang uda gak laku itu…Siapa yang tekun, dia akan berhasil. Pertanyaannya, kapan aku punya tekun yang cukup untuk membekali suksesku???????? Sukses senyatanya adalah harga mati yang ingin dimiliki tiap-tiap orang…Cuma yang membedakan adalah keringat yang mereka peras untuk mencapai sukses itu…

Hm…Semoga aja aku bisa jadi orang kaya…Sehingga aku dak hanya bisa membayangkan…orang kaya harus begini, mereka seharusnya dak terlalu begene, tapi aku juga berkesempatan menjalakan otokritik itu terhadap dereku sendere..He…Tapi katanya orang kaya tu hisabnya lama di akhirat…Hm…But, jika aku bisa proporsional terhadap hartaku, proses hisabku khan akan enak dan jadi kayak VIP. Iya ndak sech??? Ah, Tuhan…Aku juga ingin kaya hati…

0 comMentz: