Karma tu adalah ajaran sebuah agama..nek dak salah hindu ato budha gitu. Tapi yang jelas, beragama apapun, seseorang pasti dak mau mencubit nek dak mau dicubit...Masalahnya terkadang karma yang diperoleh malah lebih gede dibanding perbuatan yang dilakukan sebelumnya...Islam juga sebenernya mengajarkan karma, meski istilah beda namun substansinya tetap sama. Misalkan ajaran qishash, hadd, dan iqab lain...
Lalu sebenernya, ada apakah dengan aku sehingga aku harus membuka tulisanku dengan topik ini? Ada apakah gerangan yang tengah melanda pada diriku???
Meski dak gitu yakin, aku merasa tengah menjalani sebuah karma dari perbuatan yang aku lakukan kemarin...
Jadi ceritanya dimulai dari peristiwa tadi siang..(15/6) Tadi abiz duhur aku berangkat ke PKSI dengan tujuan daftar di PKSI. Tapi sayang, pelayanan hanya berlaku pada HARI SENIN dan dari jam sembilan pe jam setengah dua belas..Pas aku dateng, uda bisa dipastiin kalo pintu kantor PKSI uda tertutup dan itu artinya aku dak bisa masuk dan meneruskan niatku…Hf..harus pending sepekan lagi…
Sesudah kecewa karena tutupnya kantor PKSI, aku beranjak ke fakultasku dengan tujuan ngecek nilai…Dak perlu ngantri kayak biasanya, aku bisa langsung mengakses nilaiku..Semua nilai uda keluar..Nilai yang tersenyum padaku siang itu adalah nilai final yang dak bisa aku ubah..dak bisa naek dan juga dak bisa turun…Aku harus puas dan menjadikan nilai itu sebagai bekal perjalananku selanjutnya…Aku balik ke ex rektorat dengan memerangi gejolak dan perasaanku sendiri…Monolog sepi menghentak-hentak dalam otakku…Antara kecewa dan bahagia, cemas dan bersyukur, bangga dan minder, optimis dan pesimis, serta dualisme-dualisme lain…
Kekecewaan kedua adalah saat satu sms masuk ke hpku….Awalnya aku menduga itu adalah sms yang membawa kabar gembira dan akan segera memberikan keademan bagi siang yang sangat membakar saat itu. Namun ternyata tidak. Sms dari seberang pulau itu adalah sms yang cukup bisa bikin aku terpana dan berkali-kali mengucap istighfar…Pasti ada rahasia di setiap takdir yang Engkau anugerahkan, Tuhan…Hanya saja kami terlalu buta untuk membacanya…
Dan hal gak ngenakin yang ketiga, adalah saat aku tau bahwa helmku ilang…Aku bener-bener dak habis pikir dan dak percaya dengan apa yang aku lihat. Aku yakin haqqul yakin, tadi helm putih merk MDS itu uda aku cantolin di jok motor dan joknya pun aku kunci…Lalu bagaimana bisa? Tak ada bekas guntingan yang meninggalkan besi di jok…Dak ada tanda sama sekali..yang pasti helm itu sudah tidak di tempatnya..
Tadi paz mau dhuhur, aku berencana pulang ke kos untuk kemudian shalat…Lepi tak titip temen, batinku. Tapi aku keburu inget bahwa bensin maupun uangku uda nipis, so ada baiknya aku shalat di fakultas aja…Aku urugin niat pulang demi ngemat bensin…Jadi aku baru tau kalo helm tu raib setelah aku berencana keluar sebentar untuk sebuah keperluan…
Aku masih terkesima dengan rapinya modus pencurian ini…Selain sidik jari, tidak ada yang bisa aku jadikan petunjuk untuk mencari pencurinya…Tapi aku afal tu helm di luar kepala…Selaen s4 aku capture di semua sisi..Aku juga uda naruh beberapa tanda yang memungkinkanku bisa langsung mengenal banhwa THAT`s MINE...Tapi mungkinkah ia akan kembali? Aku meredam semuanya sendiri dan bermaksud mengistirahkan segala lelah dan suntuk yang menderaku…
Tapi aku dak bisa asyik beristirahat dan sama sekali tidak berhasil memejamkan mata…Aku kemudian mencerna semuanya…memikirkan banyak hal…membandingkan semuanya….semua…semua…
Mungkinkah kerugian material ini disebabkan kecuranganku kemarin sore di JEC? Jadi ceritanya, sejak di JEC buka pameran komputer, aku uda tiga kali ke sana. Yang pertama, lihat barang…Kedua, beli barang, dan ketiga, beli perlengakapan. Sayang, kocek yang harus aku keluarin cukup gede juga…7rebu untuk sekali masuk dan parkir…
Uangku uda mepet banget..Bahkan aku uda punya banyak tanggungan..Jadi aku mikir2 dan muter2 otak untuk mengefisiensi pengeluaran…sebab itulah kemudian timbul rencana di otakku untuk nyelonong masuk tanpa harus membeli karcis masuk...Beberapa alasan yang ada di otakku waktu itu adalah...
· Aku khan uda dua kali ke sana...jadi uang yang aku investasikan juga uda banyak dan lumayan pantas untuk meloloskan niatku nyelonong
· Aku dak punya uang...dan pihak penyelenggara juga dak akan rugi jika ada seorang pengunjung yang masuk lewat pintu belakang tanpa pake karcis
· Aku dak sengaja tau t4 toilet dan pintu untuk mengakses exit dan enter room...Paz pertama kali aku ke pameran...
· Ini mungkin yang terpenting...Barang yang ingin aku beli hanya berharga SEMBILAN
RIBU...
Berangkat dari beberapa hal tersebut, aku kemudian nekat masuk lewat pintu belakang...Terusan dari toilet. Awalnya aku nervous banget dan takutnya minta ampun...Kayak pengutil yang berhasil mencuri barang mewah dari sebuah toko ajah...Aku s4 berencana mengurungkan niat itu jika keadaan tidak memungkinkan...Tapi...saat aku baru keluar dari KM, keadaannya enak banget sehingga aku bisa gampang bin mudah banget masuk ke area pameran..
Selain mencuri uang ortuku, mungkin inilah tindakan kriminalku yang pertama...Ada kebanggaan dan kepuasan juga karena aku merasa sudah berhasil melewati masa-masa yang menegangkan itu...Detik-detik yang sangat banget dak pernah aku alami sebelumnya...
Hhhh..Mungkin ini emang karma yang harus aku terima. 3ribu harus dibayar dengan 90 ribu...Semoga aku bisa ikhlas menjalaninya...Meski aku masih tetep ngedumel dalam hati...Kenapa pihak penyelenggara nganggarin harga yang mahal banget...Untuk ukuran mahasiswa yang terkatung-katung hidup kayak aku, efisiensi itu nomor satu..Misalnya cuma ingin lihat2, berkunjung berkali-kali seperti halnya aku...Khan jadi kurang merakyat..(Setan menjawab..Ya dak merakyat lach...Khan emang kaum kapitalis...hehee)
Aku hanya berharap, semua kejadian yang pernah dituliskan Tuhan untukku akan membuat aku terpacu untuk menggali dan mendalami maknanya...Semoga saja...
0 comMentz:
Posting Komentar