RSS

Minggu, 30 Mei 2010

(3- Akhir); Three Idiots

SEDIKIT HAL DARI BEBERAPA LESSON LEARNED

Lalu percayakah engkau bahwa alur terpahit pun bisa menjadi gateway yang mengantarkan alur baik yang kautunggu-tunggu sepanjang hidupmu? Atau katakanlah, kalau ingin tidak terlalu lebay, pernahkah kamu merasakan bahwa kesialan yang kamu dapatkan justeru mengantarkan kamu pada babak baru kehidupan yang ternyata luar biasa mengasyikkan? Aku pribadi sering merasakannya…bahwa alur idup yang kita tolak mentah-mentah bisa jadi sangat berjasa dalam melahirkan alur baru yang uda lama kita impikan, misalnya. Hal ini pulalah yang terjadi dalam kehidupan seorang Raju Rastogi yang mencoba bunuh diri karena merasa tidak ada lagi yang bisa dilakukannya saat ia akan dikeluarkan dari ICE..

Hehehe, helo….ternyata aku blogging masih dengan alasan yang sama..Merefresh otakku dengan three idiots. Ya, pas itu, setelah mabuk dan mengencingi rumah rektornya serta bikin malu di kelas pagi, Raju diajak minum kopi oleh si rektor di ruangannya. Saat itulah vonis mati itu dijatuhkan. Raju harus memilih, dirinya atau Rancho-kah yang harus pulang sebelum menggondol gelar wisuda dari ICE. Aku pikir keadaan Raju saat itu lebih dari simalakama. Ia memikirkan segala hal; ayahnya yang sakit2an, kakaknya yang tak kunjung menikah, dan ibunya yang selalu meratap…dan masih ditambah satu lagi; sahabatnya, Rancho, yang sudah luar biasa baik padanya….

Air mata Raju berlompatan di panas yang terik itu, disusul air mata dan isakku yang seakan memiliki sekuel-sekuel dan volum yang fluktuatif di adegan ini setelah berulang kali aku menontonnya..Aku merasa hampir memiliki kesamaan dengan anak ini…Berjiwa kerdil dan selalu merasa takut terhadap masa depan. Makanya sosok Raju ne sebenere aku banget..Hm…Jadi setelah kecelakaan yang disengaja itu, si Raju sempat hospotalized berapa lama..Hingga momen ini berhasil membuat dia sedikit demi sedikit mulai berjiwa besar dan tidak takut lagi terhadap apa pun yang ada di depannya. Penggemblengan internal ini, meski terkesan masih terlalu fiktif, namun berpengaruh banyak pada alur selanjutnya, setidaknya saat adegan Raju menjalani proses wawancara dan saat ia menolak menggunakan lembar soal yang dicuri Rancho dan Farhan…

Dan andai saja saat itu Chatur tidak membuat perjanjian gila2an sepihak pada malam setelah ia mempermalukan dirinya habis-habisan, bisa dipastikan ketiga sahabat ini akan sulit bertemu kembali…Andi saja saat itu Rancho tidak sok-sok iseng berkenalan dengan Phia—meski kemudian ia terpaksan dipermalukan di pesta pernikahan Moona—tentu tidak akan ada kisah cinta yang paling ditunggu di film ini…

Ya, satu di antara sekian pelajaran yang diberikan film ini adalah bahwa…Alur hidup yang pahitpun dak akan terasa pahit sepenuhnya jika mau dicampur dengan dikit gula aja..Aku merasa bahwa aku perlu menjadikan teori ini sebagai amunisi saat aku tengah merasa down karena satu atau beberapa hal. Aku kadang harus susah-susah menceramahi diri sendiri agar aku mau sedikittttttttt aja tenang dengan menggunakan mantera, ‘semua akan terasa indah pada waktunya…maybe not now…’. Dan yang jelas, apapun mantera yang bisa membangkitkan orang yang tengah down, mantera tersebut menyiratkan sebuah dorongan untuk bisa tetap bertahan…Berdamai dengan keadaan dan menjalani proses hingga semuanya pun akan berbudah dan mendatangkan hal yang lebih indah….

Dan tentang lima huruf yang selalu menjadi kata dengan definisi paling fleksibel, paling tidak ajeg, paling inovatif, paling menarik, paling peka jaman, dan mungkin juga paling inspiratif, banyak hal juga yang disumbangkan film ini. Namun spesial untuk cinta ala Rancho dan Pia, aku melihat bahwa teori ‘cinta pada pandangan pertama’ itu bener-bener ga ada. Kalopun dipaksain ada, itu levelnya ga sampe cinta..Mungkin hanya SUKA ajah. Jadi sekalianlah, kubikin definisi yang bisa saja permanen atau bahkan temporal juga bisa. Cinta itu bisa dirasakan kehadirannya kalo sudah ada yang namanya proses…Itu aja. Proses memahami, memberi perhatian, hingga proses pengorbanan dan lain sebagainya.

Tapi kalo dibilang suka dan benci itu mepet, aku setuju juga…Pernah ngalami beberapa kali dan dalam film ini, juga diperkuat dengan kisah Rancho dan Phia. Awale mungkin aku melihat Rancho memiliki ketertarikan pada Phia, namun ketika di toko itu—tragedi jam tangah Suhais—aku mulai berpikir bahwa Rancho tidak hendak menseriusi Phia. Hehehe..Buktinya dia malah berpaling saat Phia mau marah-marah. Tapi karena alur kehidupan kembali mempertemukan mereka dalam rentetan proses yang mungkin akan kerasa manis semua—meski ada yang pekat—maka peleburan perasaan itu pun menjadi babak berikutnya yang dirasakan dua orang ini..

Sayang memang, cinta kadang jadi kalah ma keadaan hanya ga tersampaikan. Dan agaknya Rancho tidak ingin mengalami hal yang paling disayangkan itu. Gile banget cara nembaknya, pake manjet rumah, malam2, dan dalam keadaan mabok. Namun whatever lach…yang penting uda diselametin dan Rancho tidak menambah satu entri dalam list orang yang kalah karena ga berani ngomong…Adegannya memang tidak terlalu kaku dan formal digambarin di film ini, ga ada peng-iya-an dari Phia, dan semuanya berjalan seperti biasa. Tiba2 aja, keduanya belagak kayak orang pacaran, yakni saat Phia selalu berada di samping Rancho dan saat Phia mencuri kunci duplikat kantor ayahnya demi keselamatan nilai Raju. Everything is fair in love and war..Kalo Phia dak cinta ma Rancho, dan hanya kasian, mustahil rasanya dia mpe bela2in nyuri kunci duplikate kantore Virus…

Dan mendukung teori yang disampaikan KCB, pilem ini juga mengatakan bahwa kalo emang uda jodoh, ya pasti ketemu, dipisahin ampe kapanpun dan sejauh apapun…Tapi pilm ini mengandung unsur qadariyah yang lebih banyak dibanding KCB yang lebih terkesan sebuah kebetulan dan ketidaksengajaan. Ya, pilem ini menyiratkan bahwa kalopun emang jodoh, namun harus ada usaha-usaha ke arah sana. Bahasa laennya, jodoh harus dijemput..Dikejar, dan diusahakan. Dak hanya harus ditunggu dengan berpangku tangan dan berharap banyak pada keajaiban takdir…berbekal teori inilah, Raju dan Farhan nekat melarikan Phia dari pernikahannya….dan tujuannya cuma satu; DEMI RANCHO yang telah banyak mengubah arah hidup mereka!!

Oya, tentang ALLIZWELL. Kalimat ini adalah ikon yang awalnya dimiliki Rancho. Ia sendiri mengatakan bahwa kalimat itu merupakan genuine milik seorang satpam di desanya. Satpam tu selalu mengatakan demikian, meski di suatu malam terjadi pencurian di rumah sebuah warga. Ya, ternyata satpam itu buta dan mantera tersebut hanya digunakannya untuk menenangkan dirinya maupun orang lain. Berbicara tentang ketenangan, aku pernah bikin teori bahwa ketenangan itu memang harus dibeli dengan apapun. Yang paling sering kurasakan adalah ketika menjelang ujian. Meski tau bahwa dari sekian banyak buku yang kupelajari hanya akan ada dua hingga lima soal yang harus kujawab, tapi aku harus membeli ketenangan hati dan pikiranku dengan mempelajari semua bahan ujian..Sebab jika tidak, aku akan galau setengah mati dan tidak percaya diri dan akhirnya ga bisa fokus mengerjakan soal ujian karena uda kalah perang duluan…

Bicara tentang hal ini, aku juga teringat banyak kejadian dalam beberapa episode hidupku yang membuat aku panik setengah mati..Banyak hal lah, yang bisa bikin aku kayak orang kebakaran jenggot seperti itu…Ga heran jika kemudian temen2ku mengatakan kalo aku lagi gerogi dan panik, kegalauan itu keliataaaaaaaaaaan banget di wajah dan body languangeku. Aku banyak berpikir tentang hal ini, masa kecil dan masa remaja (di keluarga dan pesantrean) yang banyak mendoktrinku menjadi penakut dan terlalu berpikir banyak tentang konsekuensi2 yang akan muncul dari perbuatanku—meski kebanyakan ga logis dan ga realistis—dan beberapa proses yang ingin aku jadiin tempat dan momen untuk sedikit mengubah…

Yap, dan aku menemukan salah satu momentum itu dalam ikon film ini. All is well (semuanya baik2 saja)…yang banyak menghadirkan kata-kata serupa sesudahnya, semisal…tenang, Ta..Semua baik2 saja. Santae wae lah..Semuanya dak akan seburuk yang kami bayangkan,,,Uda..Gausa panik…Will be fine soon, dan lain sebagainya. Meski terlalu fiktif (karena biasanya aku berpikir bahwa alur di film itu bisa di-ALLISWELL-in karena emang skenario uda tertulis dengan rigid dan detail), tapi aku dikit merasa ada chemistry dengan kalimat itu, khususnya setelah mencobanya dalam kehidupan REAL. Dan aku merasakannya sendiri, kalaupun masalah belum terselesaikan, namun mantera ini akan cukup ampuh membuat aku berpikir jernih dan tenang..Masalah di depan mataku pasti akan terselesaikan dan kalaupun tidak, masih ada banyak hal lain yang lebih indah..Dan bisa membuat aku bahagia. Masih ada alternatif dan jalan lain yang bisa aku andalin…Semuanya bermuara pada satu kata; BERJIWA BESAR di depan masalah dan persoalan apapun…

Well, all is well..All is well…Ketenangan akan mengantarkan siapapun yang merasakannya pada kelapangan dada, pikiran yang luas, dan…apapun yang ada di depannya akan terasa mudah dan bisa dihandle. Magical word banget…meski sudah ada banyak yang mengandalkannya dan ini berarti sudah tidak unique antique lagi, aku masih bisa memakainya dengan cara dan penghayatanku sendiri..Biar tetep bisa jaga IDENTITIY!!! Hehehehe… ALL IS WELL

0 comMentz: