Acara selanjutnya, basuh tangan abis makan di pantai. Beh, sebenere malesi banget karena ombak juga keroso lumayan pasang. Tapi coba aja dibayangin kalo abis makan ndak basuh atau kalo kami bersepuluh sama-sama basuh pake air mineral yang baru dibeli. Bisa bener-bener berabe itu namanya…Air mineral bakal habis dan kami tidak akan punya amunisi untuk melanjutkan malam..Selain di pantai, rasanya tidak ada tempat laen yang representatif…Semuanya serba gelap, barat-timur-selatan-utara-kanan-kiri-atas-bawah pekat. Hitam pwol. Tak ada suara-suara yang menandakan ada peradaban lain di malam itu. Jadi pas ada rombongan yang mau mendekati pantai, aku melu aja. Ternyata sulit juga ngepasin langkah dengan laju ombak yang hanya menjilat pasir pantai lalu kembali bersatu dengan laut. Aku berkali-kali mencoba, tapi ombaknya keburu balek ke laut karena aku masih takut-takut untuk mendekat dan menyambutnya. Kucoba sekali lagi, yes, berhasil…aku bener-bener bisa nyentuhin tanganku ke aer asin itu..Tapi, ombaknya malah melampaui tempatku berpijak. Buhhhhhhhhhhh…Tak pelak bagian bawah celanaku basah kuyup, dan kaus kakiku juga bernasib sama..
Hm…uda gitu, kami ngumpul untuk bincang-bincang santai, serius, tapi berbobot..Sukarep yang mulai lalu menyilakan ketua korp, Havidz Institue untuk memberikan sambutan. Di awal Sukarep uda bilang kalo havidz dak usah lama-lama…Eh ternyata hafidz ni ngomongnya lamaaaaaa banget, meski dak gitu keroso karena yang diomongin ngademin ati dan retorikanya juga layak mendapat two thumbs. Havidz kayak memflashback perjalanan kami selama beberapa tahun ini..Dari awal kenal di PKD, korp, jadi anak bungsu, jadi anak rayon, dan jadi anak LKM. Banyak cerita ternyata, aku jadi ngerasa korp ini bener-bener sebagai keluarga dan saudaraku…Meski terkadang nyebelinnya minta ampun, tapi baik dan tulusnya temen-temenku, kompaknya juga, sangat banget gila-gilaan..Dari urusan bantingan, logistik, pinjem-pinjem duit, care kalo ada yang sakit dan butuh bantuan, hingga soliditas dalam ranah organ.
Aku mendengarkan tuturan-tuturan Havidz sambil sesekali menggelar layar di otakku. Mengenang momen-momen itu, tersenyum sendiri dan kadang cemberut sendiri. Tapi kantuk bener-bener menguasaiku. Heran juga, malam belum begitu larut dan akupun tadi sempet BBC (Bobo bobo ciang)lumayan lama, tetep aja akan takluk pada serangan kantuk.Payah. Aku merengsek mencari pundak yang bisa aku andalkan. Karena hanya ada satu cewe selain aku di forum itu, maka aku dak punya pilihan lain selain meminjam pundaknya Bunda. Tapi lama2 kasian juga.. Aku berinisatif mengandalkan tasku yang empuk (karena isinya cuma selimut) sebagai tempatku bersandar…Sulit awalnya untuk memejamkan mata dan konsentrasi dengan lelapku…Tapi dak tau kapan, aku merasakan volum suara di sekelilingku semakin kecil…dan…
Aku dibangunin untuk berpindah tempat. Kirain akan berpindah ke sebuah penginapan atau minimal di tempat yang tidak beratap langit, e ternyata kami hanya pindah beberapa meter. Tetep dengan keadaan semula. Di bawah langit, diselimuti angin, beralaskan pasir, dan dengan slide bintang yang malam itu bertabur indaaaaaaaaaaaaah banget di langit yang pekat. Aku sama sekali dak angkat suara, ga tertarik untuk ngomong dan lebih memilih mencari tempat yang enak untk bisa tidur. Aku bersykur aku membawa perlengkapan tidur yang cukup representatif..; selimut pink pemberian Elton. Bener-bener menyelamatkan aku malam itu setelah kaus kakiku kebasahan pas maen ma ombak. Perbincangan terus berlanjut. Aku sadar dengan apa yang diperbincangkan dan otakku pun kemudian berpikir banyak hal, mengingat banyak kejadian, merangkai pertanyaan-pertanyaan, dan membayangkan keadaan-keadaan. Aku juga baru tau banyak tentang sejarah intern yang belum banyak aku ketahui. Aku sempat mendengar namaku beberapa kali disebut. Kayaknya Chule yang mulai. Tapi aku masih mau menjadi silent woman, saat itu aku sudah berbaring dan api pun sudah tidak menyala. Biarlah apa karep mereka, pikirku.
Aku sempat sms Imam yang waktu itu banyak banget ngomong (selain havdiz, sukarep, chule, dan sauki), menyakan kapan semuanya akan berakhir (oalah…), imam bilang SAMPAI SELESAI dengan bahasa Madura. Aku tambah uring-uringan dan mencari posisi yang enak. Dak tau kapan, saat aku bener-bener lelap dan tidak nyambung dengan apa yang dibicarakan, dengan opini yang disampaikan temen-temenku itu, perbincangan bener-bener disudahi, dan kami semua akan berangkat tidur. Aku sudah mengeluarkan selimutku dan mengkondisikan diri. Di sebelahku Bunda sedang melamun dan berulang kali mengatakan NO ENDING WITH I…Aku memintanya mendekat..Namun dia dah keburu tidur duluan. Di samping kanan agak jauh, tergolek Hayat yang masih terjaga. Aku nego untuk pinjem hpnya tapi sinyal 3 pas itu sedang tidak bersahabat, jadi aku dak bisa fb-an. Aku utek-utek hpku membalas beberapa sms hingga aku merasa bener-bener terkepung oleh ngantuk dan lelahku..Aku sudahi percakapan dengan beberapa nomor yang sedari tadi sms-an ma aku dan mulai menyambut pagi..Tapi ada yang bermasalah di kakiku, kakiku gatal minta ampun dan itu sangat menganggu proses tidurku. Hayat juga mengeluhkan hal yang sama, namun kami tidak tahu, apakah yang salah dengan kaki kami berdua…
Kemudian..Aku tidak mengingat apapun, tidurku bisa dibilang lelap meski aku kadang terjaga membenarkan letak selimutku dan sesekali memastikan bahwa lima motor masih ada di sekeliling kami, Ada Hafidz dan Imam yang belum tidur, barangkali mereka sedang piket untuk tidak tidur. Tadi sayup-sayup aku denger, bahwa Hafidz membuat pembagian jadwal jaga…Kayaknya namaku tidak disebut. Entah, apakah dia lupa ataukah memang sengaja tidak memasukkanku dalam piket untuk terjaga. Suara havidz melengking-pekik di telingaku meminta kami untuk segera bangun…Aku masih berat membuka mata, tapi aku kebutu sadar bahwa matahari uda mulai menyembul dan orang-orang juga pada menyemut di sekitar kami..Malu kalo masih terkapar di atas pasir sepagi itu…Aku bergegas mengemasi sukmaku yang tercecer di mana-mana, dan segera terkejut mendapati hapeku tak ada di saku celana yang sedari kemarin menemaniku. Aku kelabakan bukan main namun segera tersadar bahwa ia tengah tergolek dan hampir tertimbun pasir. Aku buru-buru membersihkannya dengan meniup-niup kecil agar pasirnya ilang.
Aku bangun dan bergegas mencari kamar mandi…Sejak sampai di sini, aku sama sekali belum menyentuh air tawar…Aku membangunkan dan mengajak beberapa orang tapi mereka emoh. Akhirnya Afif mau, dia terlihat kecapean sejak kemarin. Nasib dan jalan hidupnya hampir sama kayak aku…Sudah akan teler pas acara inti baru dimulai. Kami berdua bergerilya mencari celah mendapatkan air tawar…Ada beberapa lokal kamar mandi di belakang kami tidur, tapi kamar mandinya terkunci. Setelah diutek2 dak karuan, akhirnya kamar mandi itu terbuka…Namun ternyata ga ada gayungnya. Aku masih harus mencari bala bantuan ke area temen2 untuk membuat gayung boongan namun bisa difungsikan. Setelah semua beres, aku bisa BAK dan sikat gigi, ada lagi yang menjadi masalah. Orang yang andhi’ rabesen terhadap lima lokal itu telah datang dan itu artinya kami harus mengeluarkan sejumlah kocek karena telah menggunakan air yang ada di area kekuasan bapak itu.
Mau dak mau kami bayar dan karena bapak itu masih belum punya sisa untuk uang kami yang sepuluh ribuan, aku masih harus kembali bergerilya mencari bala bantuan berupa tiga lembar uang ribuan. Alhamdulillah ada, milik Chule. Aku segera membayar kepada bapak itu. Dan…rasanya perjalanan belumlah akan lengkap jika tak bercengkerama dengan pantai..laut…ombak..buih..biru…dan semuanya yang sering bikin aku jadi melankolis banget. Tapi karena kondisi tidak memungkinkan aku untuk sendiri dan menggelar riuh-ramai monolog batinku, aku akhirya gabung ma Bunda dan Hayat ajah untuk maen-maen di pantai. Kami cuma narsis-narsisan bentar dan kemudian segera balek ke arena untuk siap-siap pulang. Lagi-lagi havidz adalah orang yang paling banyak berperan dalam rangka ngeringkesi perlatan-peralatan yang dipakai semalem. Yang lain, termasuk aku, lebih sibuk dengan kesibukan masing-masing yang sebenere dak gitu penting.
Paling banyak ya bersihin helm, manasin motor, dan bersihin motor yang uda keserang pasir yang dihantarkan angin. Aku cuma pastiin bahwa barang-barangku ga ada yang tertinggal dan semuanya uda masuk tas. Hape, charger, handuk kecil, selimut, tas ajaib, dan dompet. Aku sempet nae darah saat Chule make handukku untk ngelap motornya. Grrrrrrr…Dia langsung sok sweet meminta maafku dengan gaya yang dak serius sama sekali. Aku juga mulai uring-uringan karena Buyus yang semalem make helmku malah dak mau tanggungjawab membersihkan helm itu dan malah sibuk mempimpongnya pada Chule. Tapi ya, aku diem ajah, karena waktu itu kami uda bener-bener akan meninggalkan pantai penuh kenangan itu..Lebaaaaaaaaaaaaayyy…….
Perjalanan pulang yang cukup mengasyikkan karena udara pagi dan sinar matahari tampak ramah banget pagi itu…Enak diirup dan dirasain. Perjalnan terasa sangat banget menyenangkan, apalagi dibanding keadaan semalem yang amat banget nakutin…Roda-roda terus menggelinding dalam ritual kebutan ringan dan saling salip itu..Alhamdulillah dak perlu ada tempat yang dijadikan tempat pemberhentian karena satu atau beberapa hal. Ya ban bocor, ada yang ketinggalan di belakang, dan lain sebagainya. Bener-bener pagi yang menakjubkan..Dan seperti biasa, aku lebih sibuk menikmati jalan dibanding mengajak bicara Chule di depanku. Sesekali aku membuka hape dan membalas sms beberpa temen. Aku masih setengah ragu seperempat yakin untuk berangkat ke Magelang..Karena aku merasa tepar taraf tinggi saat itu…
Mulai masuki Bantul, aku ngantuk bukan main mpe terangguk berkali-kali. Chulee tidak merasakan itu dan dia masih asyik dengan drivingnya. Puncaknya aku hampir kehilangan keseimbangan dari motor dan kaki kiriku sukses menyentuk knalpot…Duh..Bukan main panasnya. Dari itu Chulee sadar bahwa orang di belakangnya tengah menuju teler. Dia mulai ngajah aku bicara meski aku nanggapi sesingkat mungkin. Chulee pake jurus lain. Dia meliuk-liukkan motornya agar aku segera tersadar dan tidak jadi tidur…dan jurus ini cukup ampuh, aku bisa bertahan hingga di SPBU Jogjokaryan, kami mengisi bensin…Sampai juga akhirnya di area yang aku afal luar kepala. Jadi kami bisa bebsa nentuin mau make rute yang mana…Dak lama dan dak butuh perjuangan berarti, aku sampai juga di kos. Setelah menyerahkan SIM dan STNK yang semalem dititip di dompetku dan menolak ajakan Chule untuk mampir ke rayon terlebih dahulu, aku bener-bener bisa mengistirahkan lelahku di kasur yang semalem tak bertuan itu…
TEPAAAAAAAAAAAAAAARRRRRRRRRRRR….Biasanya aku dak bisa langsung terlelap abis perjalanan jauh, eh dak tau napa yang ini aku bisa langsung sukses terbawa arus mimpi. Nyenyak banget pula tidurku, mungkin karena aku duduk lama banget di motor dan semalem tidur dalam posisi yang sangat tidak representatif, aku bisa tidur sepulas itu dalam waktu yang singkat..Hm….
Aku mungkin dak akan banyak nulis epilog tulisan ini dari perbincangan-perbincangan yang sempet muncul…Karena mungkin sifatnya agak rahasia gitu…Dan sekadar inovasi ajah, aku akan tulis kata kuncinya saja
• PMS (Partai Mehonk Sejahtera)
• Golden Age 2001 dan 2007 (?)
• Political respon
• Spreading the power
• Uniting and modifiying the each value…
• Klaedosop Metamorfosis. Dan
• GADJAH MADA; KEMARIN, HARI INI, ESOK, DAN SLAMANYA
0 comMentz:
Posting Komentar