RSS

Senin, 14 Desember 2009

Kelasku; Miniatur Dunia

Pagi menjelang siang..; MK ke-2. Tidak begitu lelah sebab energi masih belum diperas terlalu banyak. Barusan MK ke-1 masuk juga, tapi dak gitu ngoyo dan semuanya welldone. Ndak ada perdebatan-perdebatan sengit yang biasa mewarnai pagi itu. Uda bosen kayaknya temen-temenku adu argumen dak jelas dan kadang bahkan keseringan dak membangun alias hanya ingin membantai.

Sudah jam 09.30, tak ada tanda-tanda beliau datang. Sebagian besar teman kelas (termasuk aku) masih nongkrong di luar. Ngobrol-ngobrol, ada yang asyik dengan hpnya, ada yang ngerokok, ada juga yang hanya duduk..5menit dari jam setengah sepuluh, keadaan tetap tak berubah. Rasanya mustahil ne dosen absen, kalo terlambat sich sering, sebab dosen MK madzahib tafsir ini jam terbangnya cukup banyak. Namun salah seorang teman (Halim) kemudian ngasih tau kalo pak dosen nyuruh kami mulai dialog dan diskusi dulu…

Di kelasku, ada tradisi rebutan makalah. Ini hampir terjadi dalam semua MK. Jadi tiap pertemuan khan ada yang kebagian presentasi. Nah selain bikin makalah, tugas mereka adalah menggandakan makalah tersebut..Membaginya ke dosen dan ke teman-teman. Tapi, ya ndak semua akan dapet, jumlah mahasiswanya banyak dan jumlah budget untuk fotokopi sedikit. Sehingga, perebutan makalah itu menjadi suatu hal yang tidak bisa terhindarkan. Mau tidak mau suka tidak suka sich, soale makalah tu akan sangat dibutuhkan manakala UAS atau UTS akan datang. Juga agar bisa aktif di dalam kelas dan memiliki banyak pandangan saat akan bikin makalah sendiri, maka properti bernama makalah adalah jawabannya.

Dan untuk yang kesekian kalinya, terjadi konfrontasi kecil-kecilan pagi itu karena masalah makalah. Jadi ceritanya, aku ma izut dak tau kalo sahibul makalah pagi itu adalah orang yang nongkrong ma kami sejak tadi..;ACHWAN. Kami nongkrong bareng dia abis MK 1. Ngomong banyak hal hingga akhirnya aku harus meninggalkan buku yang ingin aku tulis karena kepincut ma hp barunya ahwan yang specialized untuk fb-an. Masih gratisan katanya. Sekalian aja aku belajar fb-an pake hp..Biar dak terlalu gaptek. Asyik juga ternyata. Aku malah keasyikan dan dak mau segera melepaskan barnag kecil itu. Biasane aku diidzinin bawa hp achwan ke koz, dimabitin, tapi saat aku memohon idzinnya untuk membawa hp imut smart itu, dia bilang, akan mati jika hidup semalem tanpa benda kecil hasil uang beasiswa itu..Hehe..

Aku baru tau kalo achwan dan ndut adalah sahibul makalah saat uda di kelas. Kontan aku keluar dan ikut berpartisipasi rebutan makalah. Ada aku, izut, dan seorang teman cowok. Aku lupa siapa. Yang jelas waktu itu, aku mam izut sama-sama uda dapet. Aku ambilin diri sendiri dan temen-temen laen, gitu juga dengan izut. Nach..dari itu masalah bermula. Jadi waktu itu, umi ndak turut serta dalam acara perebutan itu. Dia tetep duduk manis, dan menunggu adanya makalah dari aku maupun izut. Tapi sial, aku nyangkanya izut sudah ambilin umi, dan izutpun nyangka aku sudah ambilin umi. Jawabannya..; UMMI GA DAPET MAKALAH.
Umi heboh sambil marah-marah di depan kelas. Aku dak pernah ngeliat ekspresi umi yang segitunya. Aku panik dan masih saling menyalahkan dengan izut. Meski jika berhadapan dengan orang satu itu, aku akan jaga sikap sebab dia pun selalu jaga sikapnya terhadap siapapun. Jadi kalaupun aku dan izut silang pendapat, kami masih ketawa-ketiwi. Namun ngeliat umi sudah over anger, masing-masing kami berinisiatif untuk berkreasi. Umi tampak kesel banget waktu itu…nyalahin izut, tapi izut nyalahin aku, karena aku emang bilang akan ngasih sebuah makalah ke umi. Aku memberi nama makalah kertas buram itu dengan tulisan ‘TANDA CINTA BUAT UMMI’ dan berniat memberikannya pada ummi. Dak kusangka dan dak kuduga, ternyata izut melakukan hal yang sama, meski dia dak repot-repot sok romantis nulis-nulis kayak aku.

Umi malah tambah sensi, apalagi setelah tau bahwa ada dua makalah yang aku dan izut kirimkan. Dia salah tingkah, aku dan izut hanya berusaha meredam ketegangan yang sejak tadi menjalar. Cekcok lagi akhirnya, tu makalah dibalikin ke depan dan ke belakang. Akhirnya aku ma izut tegasin, satu makalah buat umi, dan satunya buat Oka. Selese. Calm down. Kami kemudian saling minta maaf lewat secarik kertas dari agendanya umi. Ah, betapa indahnya…Ya, meskikonsentrasiku yang terpecah karena saat itu aku lagi fb-an dan nulis note gitu. Sialnya lagi setelah aku berhasil konsentrasi, asdos datang. Dia adalah orang Arab asli yang sama sekali dak faham bahasa Indonesia. Jadi tanpa dosen kami, dia dak akan mudeng blas tentang apa yang kami diskusikan.

Aku masih curi-curi fb-an dan sesekali liat hpku saat dosenku belum datang. Karena jika dosen dateng, kami dak akan punya seidikit pun celah untuk maen-maen adan dak fokus ke arah diskusi. Terutama saat ne dosen ngasih materi di depan. Tapi dak lama kemudian beliau dateng..Aku sign out aja dan dak ingin cari risiko. Btw ada dua kejadian lucu saat aku masih nongkrong ma izut dan achwan di luar kelas. Yang pertama, mungkin dak perlu aku ceritain detail. Namun yang jelas, temanya dalah CELANAN BULU JINS. Kami over heboh menyaksikan pemandangan itu. Ngerasa lucu-lucu gimana gitu. Sedangkan yang digojlokin cuma senyum-senyum…Sulit diartikan apa artinya. Yang kedua, si HYATT yang mendapat panggilan baru setelah aku menjadi pelopornya datang ke kampus dengan penampilan yang baru..Rambutnya yang gondrong dan kaya’ rangga (rangan karena dicat merah) sudah dicepakin. Eh ya, ada lagi..Kami ketemu Pak Yusuf yang baru dari tanah suci nunaikan haji. Sayang aku dak bisa salaman dan bicara banyak. Masih sibuk dengan hp smartnya ahwan

Di kelas, MK Madzahib tafsir itu, para mahasiswa sibuk dengan aktivitasnya masing-masing.
• Aku: Males ikut diskusi karena dak pegang makalah. Berbagi konsentrasi dengan hp, buku, dan sedikit angkat suara. Dari tadi aku diem thok di kelas.
• Izut dan Chiko: Seperti biasa mereka konsentrasi dan mengikuti jalannya diskusi Cuma mungkin izut ndak begitu konsen, karena dia ga pegang makalah. Jadi dia cuma dengerin doang. Begitu juga garda depan, Aida, Umi, Alwi, Mumtaz, Halim, Imam, Dede, dll, sibuk baca makalah dan tampak konsentasi. Meski kadang sibuk sendiri dengan buku atau forum dalam forum. Sesekali ada yang angkat suara. Ya Halin, Alwi, Lukman.
• Mila di deretan ketiga tampak terpekur. Hari ini dia BT gitu dak tau kenapa. Lia kayaknya juga dak gitu banyak bicara, kayak Oka dan Luzfi.
• Mas semester tua yang cerdas namun lebay itu sibuk bisik-bisik di belakang barisan cewe. Dak tau apa, dak jelas, cuma berisik ajah. Dia uda mengawali dialog tadi, pertanyaannya bagus tapi setelah ditanggapi ma ahwan, anak kelas tampak dak ada yang ingin berkomentar panjang.
• Di bagian belakang, Lisun dan Iwan sibuk dengan laptop Hpnya Iwan yang 13 inch. Ridlo sibuk baca buku. Tashir cuma senyum-senyum dak jelas sambil sesekali bisik-bisik ma Abrori. Mada uda biasa sibuk ma bbnya.
• Ada banyak yang dak tertangkap kameraku pagi itu..Di bagian belakang, barisan cewe, ada Hyatt dkk (ada Humam dan Fasmi kayaknya). Dak tau ma sapa aja, tapi yang jelas ada salah satu mahasiswa yang sempet ditegur pak dose karena maen hp. Untung aku ndak kena. Ak sering liat hp padahal waktu itu. Ada zmznya Mada, ksatria, plus ada sona telepon dan sms.
• Dari bagian ada yang angkat suara juga. Mas Ubed dan Turnadi. Tapi koq aku ngliat, semangat temen2 udak lumayan kendor di akhir-akhir masa perkuliahan periode kedua ini.
• Yang laen aku kurang tau…Tapi kayaknya dak akan jauh2 beda dengan aktivitas yang aku sebutin sebelumnya..

Hh..pagi menjelang siang itu, aku merasa kelasku menjadi miniatur kecil dunia. Semua orang yang merupakan anggota sebuah komunitas barangkali memiliki satu tujuan yang sama, meski kadar dan cara mendapatkan tujuan itu pastilah berbeda. Semua kesibukan, semua aktivitas, semua pilihan, dan semua langkah, uda cukup nunjukin bahwa manusia memiliki prioritas idup masing-masing, yang barangkali dak akan ada yang sama persis. Jika kita sudah teguh dan mantap dengan tujuan kita, ya itu harus kita bawa mati dan perjuangan mati-matian tujuan itu..
Namun ada suatu tempat yang akan menjadi tujuan akhir semua perjalanan semua..; yakni senja yang akan menjemput laju matahari. (Kayak di al ashr itu). Ya pertanyaannya, apa aja yang kita miliki ketika senja itu sudah datang? Ada hal lebih baik yang uda berhasil kita selesekan saat senja telah tiba?
Itu uda epilognya. Aku sedikit mau nyinggung materi MK yang didiskusiin tadi. Temanya tentang tafsir feminis. Masuk tafsir tematik juga yang merupakan anak kandung (atau bahkan anak tiri?) dari budaya patriarkhi. Tematik dan di Indonesia kayaknya belum ada sebuah karya yang ansich merupakan tafsir feminis. Pak dosen sedkit nyinggung msalah gender, tentang gap antara kodrat dan konstruk budaya. Digereng ke wilayah penafsiran. Dari situ aku hanya berpikir sederhana, lelaki-wanita itu ya fleksibel doang. Kompelementif dan saling melengkapi. Ga pake kaku-kakuan. Jadi ya..sejarah panjang diskriminasi emang seharunya tidak dilanjutkan. Harus diakhiri emang!! Hehehe..
Yk, 15 Des 2009

0 comMentz: