Masih segar di ingatanku bagaimana aku menulis bahwa menunggu ternyata sangatlah duri, menusuk dan melumpuhkan...Namun semua aral dan lelah menunggu akan terbayar lunas dan tergantikan manakala hal yang ditunggu telah tiba...ketika ia telah nyata dan tidak lagi maya..
Seperti halnya orang yang berpuasa, seharian ia menelan lapar dan haus, dan membungkam lelah dan lemas. dan semua nyeri serta sakit itu akan terlunasi saat ia berbuka puasa...Segala kelam seakan tak pernah ada manakali ia mengamini janji fajar yang akan selalu menemui matahari dan bumi...
Maka berbahagialah...karena kita masih memiliki banyak hal yang dapat kita tunggu,
yang dapat kita harapkan, dan dapat menegakkan kaki kita saat ada tulang yang mulai merapuh...
Dan jangan hanya bisa menunggu dan berharap
;aturlah dunia sedemikian rupa
agar hal yang kita tunggu dan kita harapkan
segera meringkuk dalam pandang...
Terimakasih, Tuhan..
Karena kau telah mendatangkan maya yang selama ini mengawang-awang...
dan...
;perkenankan aku menjaganya...
dan mengakhiri eleginya yang tak kunjung berkesesudahan.