Now is my recovery time. I must repair anything in me and everything connected with me. Yap, setelah terkapar dua bulan tak berdaya di kamarku dan s4 juga di rumah sakit, banyak yang harus aku repair sekarang. Dari pola makan sampe ketertinggalan materi pelajaran. Dan satu hal yang ternyata sangat menggangguku adalah karena blogku sedang trouble. Sialnya aku dak tau kenapa dan hanya bisa menduga solusinya; GANTI TEMPLATE. Duh..Padahal aku dak suka ganti2 terlalu sering. Keliatane ga konsisten dan ga punya pendirian gitu. At least, blog khan juga mencerminkan karakteristik pemiliknya (termasuk katagori gaptek atau tidak. Hehehe…)
Oya, trnyata kesehatan itu mahal. Aku harus membelinya dengan perjuangan dan pengorbanan yang ga pernah kubayangkan sebelumnya. That’s my 1st experience terkpar separah dan selama itu. Tak pelak aku shock. But life is stil go on. Keadaan jualah yang nuntut aku untuk mau diopname (yang berarti berhadapan dengan jarum infus), injeksi langsung, dan mengkonsumsi obat2 tradisional yang bikin otakku serasa berhenti beroperasi, plus yang paling nyakitin aku harus menjauhi semua pantangan makanan yang mayoritas merupakan makanan pokokku.
And the result? Alhamdulillah sekarang aku uda bisa berdiri dengan tegak, berjalan tanpa papahan orang lain, naik-turun tangga sendiri, makan nasi (sebab sebelumnya aku makan bubur), dak perlu tayammum lagi, dan aktivitas keseharian lain yang tak bisa aku lakukan saat virus itu masih mendiami ususku. Well, momentum sakit itu ternyata banyak menyisakan pelajaran…Utamanya pelajaran kesadaran eksistensial tentang keberadaanku, ketakberdayaanku di hadapan kuasa Tuhan, perjuangan, kesabaran, dll dll. Untungnya juga paz itu hampir semua keluarga dan teman yang aku hubungi dan ada di sampingku nyupport aku banget. Mereka yakinin aku kalo kesembuhan itu pasti akan datang dan aku tinggal mempercepat kedatangannya…; ya, support itu sangat berarti untuk aku yang saat itu uda hampir menyerh putus asa pada keadaan.
Yang harus direpair juga adalah KULIAHKU, AKADEMIK yang aku jadikan prioritas utama. Aku dak masuk kuliah dalam waktu yang cukup lama (mulai aku kedapetan gejala mpe aku balik dari Madura)…Otomatis aku banyak ketinggalan materi kuliah. Mana dosennya pada baru dan dak aku kenal. Harus bersakit-sakit dahulu carmuk di depan dosen dalam keadaan yang tidak memungkinkan. Ya, hanya sepekan aku kuliah, pekan depan aku sudah harus UTS. Gak pantes sebenere aku ikut UTS, lha wong aku belum sepenuhnya nyambung dengan apa yang dibicarakan. Tapi tak coba wae lah. Seenggaknya aku menghargai surat keterangan dokter yang uda nyelametin absenku…Hm…
Oalah, banyak banget materinya..Karena aku harus menelannya sekaligus dalam waktu yang super singkat…Tak pelak aku terdampar sebagai seorang alien di kelasku sendiri. Kelas seakan menjadi t4 yang sangat asing dan menyeramkan bagiku…Tapi lama2 aku kerasan juga. Setelah sadar bahwa apa yang aku hadapai ga seserem yang aku bayangkan. Meski aku dak bisa sevokal dulu, paling tidak aku sudah berani bicara meski hanya nyletuk atau nanggapi pertanyaan dosen tentang sakit yang kuderita. Aku ngeroso dak PD untuk terlibat dalam arus diskusi di kelas. Mikirnya negatif terus aku nech…
Oya, dalam masa recovery ini, adakah yang berubah dalam diriku? Banyak, jal..Aku sampai kewalahan..Utamanya pada masalah nafsu makanku. MENGGILA. Mungkin karena paz sakit aku dak doyan makan, sekarang qadha’nya aku dak faham. Yang jelas ini juga mengancam stabilitas dompetku. Temen2 juga bilang aku tambah kurus, sampe aku weddi dewe untuk timbang berat badan. Takutnya berat badan yang pas-pasan ne tambah terkurangi..Ada juga yang bilang aku pucet (sepucet apakah?), plus ngelarang aku beractivity kayak biasanya. Lha masa aku di kamar terus? Siapa yang setiap saat akan mengurusi baju kotorku, membelikanku makan, susu, cemilan, vitamin, dan asupan gizi laen kalo bukan aku sendiri?
Tapi aku tetep weddi ngebayangin harus terkapan lagi. Jadi aku berusaha menjauhi segenap pantangan yang dikasihtau dokter ataupun beberapa orang yang berfatwa padaku. Tapi masalahnya, aku masih mencandu CABAI, CHILI. Kalo untuk makanan yang satu ini, aku masih berani curi-curi…Aku pikir jika frekuensinya ga seintens dulu dan kuantitasnya ga sebanyak dulu, it`s ok. Sebab aku masih dak bisa bayangin gimana hambarnya hidupku tanpa mahluk yang satu ini…(Ah..lebay…but that’s exactly right…)
Dan mungkin, recovery yang terakhir, aku harus merecovery lukaku..(Weleh, jadi sok melanko…)..Maksude luka di lututku, pas kemaren pagi aku jatuh di parkiran fakultas…Untung aku masih bisa shalat normal..meski aku cukup kecewa karena kini jalanku makin terseok. But it’s ok, itung2 biar aku dak terlalu banyak jalan kalo ga penting..Pikiran dan hatiku juga perlu direpair…ya, aku masih harus banyak merenungi aneka kejadian yang kualami..Karena hanya dengan itu, aku bisa memaksa diriku untuk bersyukur..terhadap apapun nikmat Tuhan. Bener koq, Tuhan dak pernah jahat ma aku, meski aku sering nyuekin Dia.
Onday Monday…Selasa besok aku uda UTS. Semangat, Ta!!! Chayooo!!