RSS

Rabu, 20 Januari 2010

Nightmare Saturday (Episode 2)

Acara selanjutnya, basuh tangan abis makan di pantai. Beh, sebenere malesi banget karena ombak juga keroso lumayan pasang. Tapi coba aja dibayangin kalo abis makan ndak basuh atau kalo kami bersepuluh sama-sama basuh pake air mineral yang baru dibeli. Bisa bener-bener berabe itu namanya…Air mineral bakal habis dan kami tidak akan punya amunisi untuk melanjutkan malam..Selain di pantai, rasanya tidak ada tempat laen yang representatif…Semuanya serba gelap, barat-timur-selatan-utara-kanan-kiri-atas-bawah pekat. Hitam pwol. Tak ada suara-suara yang menandakan ada peradaban lain di malam itu. Jadi pas ada rombongan yang mau mendekati pantai, aku melu aja. Ternyata sulit juga ngepasin langkah dengan laju ombak yang hanya menjilat pasir pantai lalu kembali bersatu dengan laut. Aku berkali-kali mencoba, tapi ombaknya keburu balek ke laut karena aku masih takut-takut untuk mendekat dan menyambutnya. Kucoba sekali lagi, yes, berhasil…aku bener-bener bisa nyentuhin tanganku ke aer asin itu..Tapi, ombaknya malah melampaui tempatku berpijak. Buhhhhhhhhhhh…Tak pelak bagian bawah celanaku basah kuyup, dan kaus kakiku juga bernasib sama..

Hm…uda gitu, kami ngumpul untuk bincang-bincang santai, serius, tapi berbobot..Sukarep yang mulai lalu menyilakan ketua korp, Havidz Institue untuk memberikan sambutan. Di awal Sukarep uda bilang kalo havidz dak usah lama-lama…Eh ternyata hafidz ni ngomongnya lamaaaaaa banget, meski dak gitu keroso karena yang diomongin ngademin ati dan retorikanya juga layak mendapat two thumbs. Havidz kayak memflashback perjalanan kami selama beberapa tahun ini..Dari awal kenal di PKD, korp, jadi anak bungsu, jadi anak rayon, dan jadi anak LKM. Banyak cerita ternyata, aku jadi ngerasa korp ini bener-bener sebagai keluarga dan saudaraku…Meski terkadang nyebelinnya minta ampun, tapi baik dan tulusnya temen-temenku, kompaknya juga, sangat banget gila-gilaan..Dari urusan bantingan, logistik, pinjem-pinjem duit, care kalo ada yang sakit dan butuh bantuan, hingga soliditas dalam ranah organ.

Aku mendengarkan tuturan-tuturan Havidz sambil sesekali menggelar layar di otakku. Mengenang momen-momen itu, tersenyum sendiri dan kadang cemberut sendiri. Tapi kantuk bener-bener menguasaiku. Heran juga, malam belum begitu larut dan akupun tadi sempet BBC (Bobo bobo ciang)lumayan lama, tetep aja akan takluk pada serangan kantuk.Payah. Aku merengsek mencari pundak yang bisa aku andalkan. Karena hanya ada satu cewe selain aku di forum itu, maka aku dak punya pilihan lain selain meminjam pundaknya Bunda. Tapi lama2 kasian juga.. Aku berinisatif mengandalkan tasku yang empuk (karena isinya cuma selimut) sebagai tempatku bersandar…Sulit awalnya untuk memejamkan mata dan konsentrasi dengan lelapku…Tapi dak tau kapan, aku merasakan volum suara di sekelilingku semakin kecil…dan…

Aku dibangunin untuk berpindah tempat. Kirain akan berpindah ke sebuah penginapan atau minimal di tempat yang tidak beratap langit, e ternyata kami hanya pindah beberapa meter. Tetep dengan keadaan semula. Di bawah langit, diselimuti angin, beralaskan pasir, dan dengan slide bintang yang malam itu bertabur indaaaaaaaaaaaaah banget di langit yang pekat. Aku sama sekali dak angkat suara, ga tertarik untuk ngomong dan lebih memilih mencari tempat yang enak untk bisa tidur. Aku bersykur aku membawa perlengkapan tidur yang cukup representatif..; selimut pink pemberian Elton. Bener-bener menyelamatkan aku malam itu setelah kaus kakiku kebasahan pas maen ma ombak. Perbincangan terus berlanjut. Aku sadar dengan apa yang diperbincangkan dan otakku pun kemudian berpikir banyak hal, mengingat banyak kejadian, merangkai pertanyaan-pertanyaan, dan membayangkan keadaan-keadaan. Aku juga baru tau banyak tentang sejarah intern yang belum banyak aku ketahui. Aku sempat mendengar namaku beberapa kali disebut. Kayaknya Chule yang mulai. Tapi aku masih mau menjadi silent woman, saat itu aku sudah berbaring dan api pun sudah tidak menyala. Biarlah apa karep mereka, pikirku.

Aku sempat sms Imam yang waktu itu banyak banget ngomong (selain havdiz, sukarep, chule, dan sauki), menyakan kapan semuanya akan berakhir (oalah…), imam bilang SAMPAI SELESAI dengan bahasa Madura. Aku tambah uring-uringan dan mencari posisi yang enak. Dak tau kapan, saat aku bener-bener lelap dan tidak nyambung dengan apa yang dibicarakan, dengan opini yang disampaikan temen-temenku itu, perbincangan bener-bener disudahi, dan kami semua akan berangkat tidur. Aku sudah mengeluarkan selimutku dan mengkondisikan diri. Di sebelahku Bunda sedang melamun dan berulang kali mengatakan NO ENDING WITH I…Aku memintanya mendekat..Namun dia dah keburu tidur duluan. Di samping kanan agak jauh, tergolek Hayat yang masih terjaga. Aku nego untuk pinjem hpnya tapi sinyal 3 pas itu sedang tidak bersahabat, jadi aku dak bisa fb-an. Aku utek-utek hpku membalas beberapa sms hingga aku merasa bener-bener terkepung oleh ngantuk dan lelahku..Aku sudahi percakapan dengan beberapa nomor yang sedari tadi sms-an ma aku dan mulai menyambut pagi..Tapi ada yang bermasalah di kakiku, kakiku gatal minta ampun dan itu sangat menganggu proses tidurku. Hayat juga mengeluhkan hal yang sama, namun kami tidak tahu, apakah yang salah dengan kaki kami berdua…

Kemudian..Aku tidak mengingat apapun, tidurku bisa dibilang lelap meski aku kadang terjaga membenarkan letak selimutku dan sesekali memastikan bahwa lima motor masih ada di sekeliling kami, Ada Hafidz dan Imam yang belum tidur, barangkali mereka sedang piket untuk tidak tidur. Tadi sayup-sayup aku denger, bahwa Hafidz membuat pembagian jadwal jaga…Kayaknya namaku tidak disebut. Entah, apakah dia lupa ataukah memang sengaja tidak memasukkanku dalam piket untuk terjaga. Suara havidz melengking-pekik di telingaku meminta kami untuk segera bangun…Aku masih berat membuka mata, tapi aku kebutu sadar bahwa matahari uda mulai menyembul dan orang-orang juga pada menyemut di sekitar kami..Malu kalo masih terkapar di atas pasir sepagi itu…Aku bergegas mengemasi sukmaku yang tercecer di mana-mana, dan segera terkejut mendapati hapeku tak ada di saku celana yang sedari kemarin menemaniku. Aku kelabakan bukan main namun segera tersadar bahwa ia tengah tergolek dan hampir tertimbun pasir. Aku buru-buru membersihkannya dengan meniup-niup kecil agar pasirnya ilang.

Aku bangun dan bergegas mencari kamar mandi…Sejak sampai di sini, aku sama sekali belum menyentuh air tawar…Aku membangunkan dan mengajak beberapa orang tapi mereka emoh. Akhirnya Afif mau, dia terlihat kecapean sejak kemarin. Nasib dan jalan hidupnya hampir sama kayak aku…Sudah akan teler pas acara inti baru dimulai. Kami berdua bergerilya mencari celah mendapatkan air tawar…Ada beberapa lokal kamar mandi di belakang kami tidur, tapi kamar mandinya terkunci. Setelah diutek2 dak karuan, akhirnya kamar mandi itu terbuka…Namun ternyata ga ada gayungnya. Aku masih harus mencari bala bantuan ke area temen2 untuk membuat gayung boongan namun bisa difungsikan. Setelah semua beres, aku bisa BAK dan sikat gigi, ada lagi yang menjadi masalah. Orang yang andhi’ rabesen terhadap lima lokal itu telah datang dan itu artinya kami harus mengeluarkan sejumlah kocek karena telah menggunakan air yang ada di area kekuasan bapak itu.

Mau dak mau kami bayar dan karena bapak itu masih belum punya sisa untuk uang kami yang sepuluh ribuan, aku masih harus kembali bergerilya mencari bala bantuan berupa tiga lembar uang ribuan. Alhamdulillah ada, milik Chule. Aku segera membayar kepada bapak itu. Dan…rasanya perjalanan belumlah akan lengkap jika tak bercengkerama dengan pantai..laut…ombak..buih..biru…dan semuanya yang sering bikin aku jadi melankolis banget. Tapi karena kondisi tidak memungkinkan aku untuk sendiri dan menggelar riuh-ramai monolog batinku, aku akhirya gabung ma Bunda dan Hayat ajah untuk maen-maen di pantai. Kami cuma narsis-narsisan bentar dan kemudian segera balek ke arena untuk siap-siap pulang. Lagi-lagi havidz adalah orang yang paling banyak berperan dalam rangka ngeringkesi perlatan-peralatan yang dipakai semalem. Yang lain, termasuk aku, lebih sibuk dengan kesibukan masing-masing yang sebenere dak gitu penting.

Paling banyak ya bersihin helm, manasin motor, dan bersihin motor yang uda keserang pasir yang dihantarkan angin. Aku cuma pastiin bahwa barang-barangku ga ada yang tertinggal dan semuanya uda masuk tas. Hape, charger, handuk kecil, selimut, tas ajaib, dan dompet. Aku sempet nae darah saat Chule make handukku untk ngelap motornya. Grrrrrrr…Dia langsung sok sweet meminta maafku dengan gaya yang dak serius sama sekali. Aku juga mulai uring-uringan karena Buyus yang semalem make helmku malah dak mau tanggungjawab membersihkan helm itu dan malah sibuk mempimpongnya pada Chule. Tapi ya, aku diem ajah, karena waktu itu kami uda bener-bener akan meninggalkan pantai penuh kenangan itu..Lebaaaaaaaaaaaaayyy…….

Perjalanan pulang yang cukup mengasyikkan karena udara pagi dan sinar matahari tampak ramah banget pagi itu…Enak diirup dan dirasain. Perjalnan terasa sangat banget menyenangkan, apalagi dibanding keadaan semalem yang amat banget nakutin…Roda-roda terus menggelinding dalam ritual kebutan ringan dan saling salip itu..Alhamdulillah dak perlu ada tempat yang dijadikan tempat pemberhentian karena satu atau beberapa hal. Ya ban bocor, ada yang ketinggalan di belakang, dan lain sebagainya. Bener-bener pagi yang menakjubkan..Dan seperti biasa, aku lebih sibuk menikmati jalan dibanding mengajak bicara Chule di depanku. Sesekali aku membuka hape dan membalas sms beberpa temen. Aku masih setengah ragu seperempat yakin untuk berangkat ke Magelang..Karena aku merasa tepar taraf tinggi saat itu…

Mulai masuki Bantul, aku ngantuk bukan main mpe terangguk berkali-kali. Chulee tidak merasakan itu dan dia masih asyik dengan drivingnya. Puncaknya aku hampir kehilangan keseimbangan dari motor dan kaki kiriku sukses menyentuk knalpot…Duh..Bukan main panasnya. Dari itu Chulee sadar bahwa orang di belakangnya tengah menuju teler. Dia mulai ngajah aku bicara meski aku nanggapi sesingkat mungkin. Chulee pake jurus lain. Dia meliuk-liukkan motornya agar aku segera tersadar dan tidak jadi tidur…dan jurus ini cukup ampuh, aku bisa bertahan hingga di SPBU Jogjokaryan, kami mengisi bensin…Sampai juga akhirnya di area yang aku afal luar kepala. Jadi kami bisa bebsa nentuin mau make rute yang mana…Dak lama dan dak butuh perjuangan berarti, aku sampai juga di kos. Setelah menyerahkan SIM dan STNK yang semalem dititip di dompetku dan menolak ajakan Chule untuk mampir ke rayon terlebih dahulu, aku bener-bener bisa mengistirahkan lelahku di kasur yang semalem tak bertuan itu…

TEPAAAAAAAAAAAAAAARRRRRRRRRRRR….Biasanya aku dak bisa langsung terlelap abis perjalanan jauh, eh dak tau napa yang ini aku bisa langsung sukses terbawa arus mimpi. Nyenyak banget pula tidurku, mungkin karena aku duduk lama banget di motor dan semalem tidur dalam posisi yang sangat tidak representatif, aku bisa tidur sepulas itu dalam waktu yang singkat..Hm….

Aku mungkin dak akan banyak nulis epilog tulisan ini dari perbincangan-perbincangan yang sempet muncul…Karena mungkin sifatnya agak rahasia gitu…Dan sekadar inovasi ajah, aku akan tulis kata kuncinya saja
• PMS (Partai Mehonk Sejahtera)
• Golden Age 2001 dan 2007 (?)
• Political respon
• Spreading the power
• Uniting and modifiying the each value…
• Klaedosop Metamorfosis. Dan
• GADJAH MADA; KEMARIN, HARI INI, ESOK, DAN SLAMANYA

Selasa, 19 Januari 2010

Nighmare Saturday...(episode I)

Sebelumnya aku dak nyangka kalo weekend kali ini akan aku lalui dengan beberapa trip yang cukup mengasyikkan. Ga ada rencana sama sekali, aku baru dikabari hari Sabtu tentang adanya dua acara makrab ma anak korp dan anak kelas. Awalnya aku berpikir kalo weekend kali ini tidak akan banyak berbeda dengan weekend-weekend sebelumnya. Paling banter aku akan ke SunMor, tiduran di kos sepanjang hari sekaligus kencan sama biibii yang super duper luar biasa ngertiin aku, meski kadang dia ngeyel juga. Jadi saat mau berangkat menghadiri dua makrab tu, aku dak punya persiapan sama sekali…Bawa aja seadanya. Bawa diri jangan lupa, juga hati. Hehehehe.

Oya, tentang Trisik..Aku baru pertama kali denger nama pantai itu pas Syauqi mengkonfirmasi waktu dan tempat makrab ke aku lewat sebuah sms. Hm? Trisik Kulon Progo? Aku uda tertarik abis-abisan, minimal makrab ma anak korp bukan hanya ke Paris dan ke Depok lah…Males bin bosen. Jadi sore itu, bersepuluh dengan lima motor, kami menyusuri jalanan Jogja merengsek ke arah barat…Di jalan aku ngeroso banyaak banget halangan dan rintangan. Yang pertama, kami kekurangan stock helm.. Muter-muter ke mana-mana (ke kos Matroni hingga ke mesjidnya Hafidz dan kosnya Buyus), akhirnya helm berhasil dipinjam dari Gowok. Entah dari mana. Sukarep yang ngurus. Wis, masih bersembilan, kami berangkat. Sampai di Japar entah KM keberapa, kami ketemu Afif yang malam itu juga akan ikut makrab.

Masih di Bantul, kami kudu nogkrong agak lama di pinggir jalan karena bannya Havidz bocor. Kasian banget sebenere, hafidz menghandle urusan itu semua sendirian. Kami lebih sibuk makan-makan dan bincang-bincang santai di sisi jalan yang lain. Hhh…Di mana solidaritas dan soliditas kalo uda kayak gene? (Wah..wah..wahhh..). Nelongso banget waktu itu, aku hanya bisa menelan ludah saat temen-temen pada makan rambutan. Untungnya kemudian aku dapet rejeki satu gorengan yang sudah kedinginan…Afif yang beli dan dibagikan ke anggota rombongan, seadanya. Cukup enak untuk ngganjal perut. Setelah konfirmasi ke Imam via sms, hafidz kemudian datang dengan wajah yang sangaaaaaaaaat banget tampak kelelahan…

Kami berangkat lagi. Baru masuk KulonProgo, hujan mengguyur…Kami berteduh di sebuah tempat yang sebenernya kurang representatif. Pas itu buyus bilang, kalo perjalanan kami tidak diridhoi oleh Tuhan. Aku tidak membenarkan, meski tidak berani menyalahkan. Dak lama akhirnya hujan itu reda juga. Kami bahagia karena bisa segera meneruskan perjalanan. Oya lupa, tadi kami (wabilkhusus aku dan Chule) sempet ngisi bensin di SPBU Semaki. Jalan cukup lama, tiba-tiba ada isyarat untuk kembali berhenti. Bannya hafidz bocor lagi. Kami berhenti, meski hafidz uda minta kami berangkat duluan. Ya kasian lah…Kalo ditinggal sendirian..

Penantian kedua cukup melelahkan dan time consuming. Aku mulai kesemutan dan dak enak ngapa-ngapain. Untung hayat mau berbaik hati meminjamkan hpnya untuk fb-an. Sukarep juga mau joinan headset dengerin lagu dari hapeny. Aku dikit terhibur juga, meski pikiranku uda mulai terkacaukan dengan pertanyaan, “Besok ikut ndak ya, ke Magelang?” aku mikir macem2, mulai dari budget, kesehatan, transportasi, kamera, dll dll. Tapi akhirnya, aku enjoy juga menikmati jalan..Saat motor Jupiter yang kunaiki uda mulai merengsek menuju tempat2 yang dak pernah kukunjungi sebelumnya. Di atas motor aku lebih banyak diam dan sibuk bermonolog, hanya sesekali bersenandung dan Chule di depanku ikut menyambung..Tapi itu dak berlangsung lama…

Kami uda mulai masuk area Pantai Trisik..Medannya sich ga seterjal ke waterfall, tapi sepinya bikin bulu kuduk merinding. Aku sibuk menenangkan hati dengan suasana yang amat banget nakutin itu. Berkali-kali aku instruksi Chule agar ambil posisi jangan di paling depan atau di paling belakang…Dibilang hutan sich ndak juga, karena sebenere masih dekat dengan jalan raya…Tapi kalo dak dibilang hutan juga dak enak…Di kanan kiri sawah dengan pohon setinggi pohon jagung dan dak ada penerangan dari rumah warga..Hanya lampu lima motor yang jalannya pun terseok-seok (karena aspalnya dak gitu enak) dengan lampu-lampu merkuri yang belum merata distribusinya. Tapi ya terlepas dari rasa takut itu, ada enjoynya juga dikit-dikit. Aku bersykur pas itu malem Minggu. Kalo malem Jumat, uda dak bisa bayangin gimana takutnya aku.

Kami pun sampai di pantai yang konon katanya bernama Trisik. Gile, ne pantai belum sama sekali terjamah manusia agaknya. Sejauh yang kami lihat, tak ada hal-hal yang nunjukin bahwa pantai ini sering dikunjungi orang. Cuma ada satu warung yang kemudian kami jadikan tempet markir motor dan duduk mengistirahkan lelah. Selain itu tak ada, hanya gelap, karena pas itu lagi ga purnama dan bulan agaknya sukses terkalahkan oleh awan. Aku mulai gelisah sebab anginnya pun terlalu amat kencang. Kami hanya beberapa meter di sebelah pantai. Aku kebanyakan diem dan melakukan apapun yang bisa tenangkanku. Untung sinyal masih enak, jadi aku masih bisa sms-an dengan beberapa orang untuk meredam ketegangan itu…Hm….

Aku dak bisa gambarin gimana nyampur aduknya perasaanku, tapi intine aku ngerasa bahwa malam Minggu ini dak akan semenyenangkan yang aku bayangkan. Kami kemudian berunding dan memutuskan bahwa kami akan menuju mercusuar demi mencari penerangan. Aku manut aja sebab aku sama sekali dak tau medan. Kalo acara makrab kayak gene gak ada surveynya sich, jadi..untung-untungan juga berangkatnya. Belakangan aku baru tau kalo di antara kami bersepuluh, belum ada yang pernah menjejakkan kaki ke pantai ini. Oalah…Kami kembali menyusuri gelap yang kerasa semakin pekat dengan kesunyian..Menuju arah barat..(Kalo dak salah)…

Lumayan ada beberapa lampu dari rumah penduduk, tapi tetep aja pemandangannya nakutin. Mercusuar yang kami tuju dak tampak-tampak, kami pun menyadari bahwa kami berada dalam satu di antara dua keadaan; yang pertama, mercusuar itu tak pernah ada (emang siapa yang awalnya bilang kalo pantai ini punya mercusuar ya??? Hf…), yang kedua, kami uda kesasar. Get lost!! Rumah penduduk yang kami lewati tampak sepi dan hanya diterangi dengan listrik seadanya…Aku bahkan dak liat ada satupun toko di lima-enam rumah yang kami lewati. Malam merangkak larut, aku masih ngerasa macam-macam, yang lebih dominan adalah takut..Terutama saat Sukarep memutuskan untuk bertanya pada orla saat kami tiba di sisi jalan yang masyaAllah gelap banget.

Sebenere hal itu merupakan satu2nya hal yang bisa kami lakukan dalam keadaan super membingungkan itu..Tapi…aku ngerasa takut karena membayangkan bahwa rumah yang disamperi Sukarep adalah rumah hantu atau apalah namanya, semisal house of wax ato cerita2 laen yang sering aku liat di filem2 barat. Aku mulai membayangkan di antara bersepuluh, siapa yang akan menjadi korban dan siapa yang akan selamat. Aku juga khawatir, takut aku pulang ke Jogja dan ke Madura dengan namanya thok. Hehehe…terlalu lebay memang, tapi itulah yang bener2 kurasakan. Tapi mujurnya emang, karena aku masih bisa berdamai dengan ketakutanku sambil smsan ma beberapa nomor di hpku. Sukarep datang dan dia mengatakan bahwa jalan yang kami tapaki adalah jalan menuju Glagah, nama pantai laen. Kami bisa menyusuri jalan itu lurrrrrrrrrrrrrrrrruuuuuuus..lalu katanya akan nyampe di Glagah.

Ok, rombongan berangkat lagi..aku dak tau apa yang dirasakan temen-temen, tapi aku sendiri mulai membangun optimisme sedikit demi sedikit…Tapi lama2, kami ngerasa jengah juga..Jalannya berbatu, gelap, dan sepi. Masih ada berapa puluh kilometer lagi yang harus dilalui sedangkan bensin di motor masing-masing sudah mulai mengkahawatirkan? Gak keroso aku nangis saking paniknya dan saking dak tau harus berbuat apa-apa. Satu tetes air mata sich..Tapi cukup bikin aku bertanya pada diri sendiri, “kenapa mpe segitunya, Ta?” Aku tetep berkeyakinan bahwa akan datang sebuah cahaya yang menerangi perjalanan kami malam itu…

Dak lama, gayung pun bersambut. Dari sebuah arah (kalo dak dari timur, berarti dari utara), ada sebuah cahaya yang tampak jelas meski jalannya lama banget. Kami mulai menaruh harapan, meski masih lebih dominan cemasnya. Takut lebih tepatnya, masalahnya tu cahaya kayak merangkak menghampiri kami. Moga aja tu bener-bener lampu sepeda motor dan bukan malah lampu kereta api hantu. Huh, hantu lagi yanga ada di pikiranku. Sebelumnya temen2 juga sempet nakut-nakutin aku, mungkin karena aku terlalu lebay juga pake acara takut-takutan hantu di keadaan segenting itu. Ternyata lampu motor, Alhamdulillah banget..Apalagi pas dua orang yang mengendarai motor itu berbaik hati mengantarkan kami ke jalan raya. Entah tujuan mereka sama ato ndak, aku dak gitu ngurus. Yang jelas, pas ada pertigaan, kami langsung nganan dan kemudian…meski aga lama dan aga jauh, kami kembali bertemu dengan suasana jalan raya yang tampak sedikir riuh…

Sesudah berterimakasih pada dua orang tersebut, kami kemudian melanjutkan perjalanan dengan ritme yang uda biasa..dengan speed tinggi, salip-salipan, ngisi bensin, bayar retribusi, dan segera menemukan tempat yang enak untuk menyelenggarakan acara makrab. Glagah nama pantainya. Ne pertama kalinya juga aku ke pantai ini, meski kalo denger nama Glagah uda dari dulu banget. Hm…Lumayan berperadaban sich…Apalagi dibanding pantai Trisik. Kami mulai membangun peradaban dengan mengandalkan bekal yang sedari tadi dibawa dari kos masing-masing. Nasi, lauk, serta jagung dan ketela yang akan dibakar. Hafidz sibuk mencari kayu atau apapun yang bisa bikin api akan terus nyala..Yang laen sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Tak lama kami bantingan untuk beli aer dan konsumsi malam itu…Aku yang ngurus dan menganton 70ribuan. Membengkak banget setelah salah seorang pejabat mengeluarkan uang 50ribuan dari dompetnya dengan malu-malu.

Aku kembali membelah malam dengan Sukarep…bertujuan mencari kuah untuk dimakan ma nasi, aer, serta beberapa cemilan untuk menghabiskan malam. Dengan speed setinggi itu, Sukarep kayaknya dak sama sekali faham betapa aku takut berada di tengah pohon dan tumbuhan yang juga ndak jelas gimana rimbun dan menakutkannya. Kami akhirnya pulang kembali ke pantai dengan mengantongi berbagai barang belanjaan..Rencana belia air mineral gelasan dak bisa karena uda banyak toko yang nutup, kami akhirnya beli empat botol besar air mineral d tempat beli mie ayam. (Mie ayamnya juga beli empat), abis gitu beli cemilan yang masyaAllah harganya mahaaaaaaaaaaaaaaaal banget. Tapi maklum dah, dak popo…Tu toko juga lumayan menyelematkan kami karena masih buka di jam selarut itu…

Di warung tempat kami beli mie ayam, Sukarep sibuk telepon orangtuanya. Aku mengamati nada bicara dan bahasa yang digunakanny. Di antara ana korp, Sukarep merupakan salah satu temen yang dak bisa ngomong Bahasa Madura, sehingga komunikasiku dengan dia harus pake Bahasa nasional. Hehehe. Sukarep bercerita tentang petualangannya dengan motor ke beberapa tempat. Ia juga jelasin tempat2 wisata yang ada di daerahnya ma aku. Hm…Lumayan lama nunggu di warung itu…Tapi akhirnya selese juga dan kami segera pulang setelah beli cemilan di sebuah toko abis ngiri. Di pintu retribusi, Sukarep hanya mengeluarkan sedikit jurus agar kami tidak perlu kembali membayar uang retribusi. Tadi kami bersepuluh juga dibayarin entah ma siapa di pintu masuk ini…

Sampe lokasi, acara bakar-bakaran ternyata uda selese. Aku mengais sisa-sisa jagung bakar dengan sisa kekuatanku. Uda dari tadi aku kelaparan, tapi kali ini perutku agaknya mau berkompomi dan dak terlalu banyak ngomel, soale aku juga ga gitu ngegubris dan sibuk menghalau rasa takut..Kami kemudian candle light dinner dengan sebuah sinter yang dijadikan pusat cahaya. Aku emam sepiring berdua ma Bunda Mehong..Kami dak bisa ngabisin karena porsinya yang banyak dan menu yang kurang enak di lidah…sayang juga, ga ada cabenya. Komplit. Tapi, yang namanya orang lapar, apapun –asal halal—pasti dihajar. Hm…

Minggu, 17 Januari 2010

Seberapa Facebookerkah? (storieZ abOut fb)

Facebook? Siapa yang ndak tau facebook hare gene? He…tetep aja pasti ada yang dak tau..facebook tu semacam program online jejaring sosial sesuai dengan maskotnya, “help you connect with people”. Konon karena manusia adalah mahluk sosial yag dak bisa hidup sendirian, maka segala sesuatu yang berkenaan dengan koneksi with other people akan menjadi komoditi yang menggiurkan. Banyak kenalan khan jadi banyak jaringan, banyak teman jadi banyak rejeki, meski kadang banyak kawan malah nambah masalah baru. Hehehe. Ya begetolah. Selalu ada dualisme yang saling tarik menarik dalam hampir setiap persoalan, meski tidak semua hal yang memiliki dualisme itu bisa diselesaikan dengan teori postivistik. Loh, koq nyampe sini?

Gni dech, biar dak digresi, jadi facebook tu adalah sebuah situs yang diuncurkan tahun 2006, kabarnya…Namun demamnya buat aku pribadi baru keroso pas tahun 2009 kemaren. Aku dak tau jelasnya kapan. Tapi aku masih inget siapa yang mengenalkanku dengan facebook. Orang tu namanya Irfan, tapi aku biasa memanggilnya dengan Lora Irfan. Salah satu temen dunia maya sich, sebab aku dak pernah kopi darat ma dia. Ra Irfan waktu itu kenalan viaemail ma aku (setelah sebelumnya sama-sama aktif di Hi5) dan nanya, apa aku uda punya fesbuk. Iseng aku coba daftar, dan ternyata aplikasinya dak sulit-sulit amat. OTODIDAK ajah aku bisa, meski banyak fitur yang dak bisa aku jangkau dengan keterbatasan ilmuku saat itu..

Jadi sebelumnya, aku uda sempet punya friendster dan hi5. Kalo yang friendster, mungkin aku bikinnya alasan gengsi aja. Misale temen nanya alamat fsku dan aku masih oneng dan tak punya jawaban, khan malu-maluin banget tuch. Jadi aku paksain juga buat meski aku dak pernah ngupdate dan kemudian dak punya minat sama sekali untuk menelusuri aplikasi dan fitur-fitur fs. Dak tau juga napa, mungkin saat itu aku lagi ga mud untk mencoba hal-hal baru atau alasan males aja. Yang jelas, aku dak tau keberlangsungan nasib fsku. Nah, kalo yang hi5, aku juga kurang tau sapa yang ngajak aku. Aku hanya inget kalo alamat email patenku masuk dalam list alumni pondok yang selalu dapet update berita di pondokku. Dari itu kayaknya ada orang pondok yang ngajak aku gabung di hi5. Ok, aku gabung ajah…dan sempet aktif meski ga sedemam fb.

Awal punya fb, aku keren-kerenan, karena tmen2ku banyak yang masih oneng dan bahkan dak tau apa itu fb. Aku jadi rajin ke warnet perpus untuk ngutek2 fbku. Perlahan aku menyimpulkan teori-teori aplikasi yang kubuat dan kugunakan sendiri. Lucu ajah kalo inget. Kemudian, anak kostku yang jurusan informatika juga punya, aku kemudian ngajak temen2 lain untuk ngikut, dan akhirnya aku sekarang uda punya banyaaaaaaaaak banget temen di fb. Sayang, aku hanya kenal segelintir dari tujuh ratusan temenku itu…

Lambat laun, aku mulai berusaha mendapatkan fitur pribadi yang bisa aku tampilkan dalam fbku…hasilnya adalah beberapa prinsip yang sebenernya ga ada alasan laen keculai karena aku ingin tampil beda..Beberapa prinsip itu adalah..
• Ga akan ngubah foto profil. Bukan karena itu adalah foto tercantik yang aku punya atau karena posisina yang hanya keliatan mata ma idung kalo dikecilin, tapi karena aku suka konsistensi. Di fb kasih yang ini, di hi5 dan di blog sama. Hehehe. Lebay.
• Meng-confirm semua orang yang nge-add. Kasian ajah, masa mahluk sosial tega meng-ignore tawaran teman.
• Tidak nge-add orang yang ndak dikenal, kecuali karena dia adalah temennya teman, dan paling sering adalah pacarnya temen atau pacarnya saudara. Kalo selebriti, aku emang nge-add duluan lah. Ga tau napa, kalo nge-add orang bahkan ma orang yang telah kenal tapi dak gitu akrab dan gak ingin akrab, aku biasanya ngerasa gengsi gitu. hehehe
• Menerima ajakan kuis atau grup apapun biar kolomku dak penuh-penuh amat, sedangkan aku paling dak bisa untuk meng-ignore. Kasian yang nawari uda buang-buang sejumlah KB-nya untuk mengajakku.
• Nge-add suggestion friend asal dak butuh perjuangan lama alias dak banyak proses yang harus aku jalani..

So far, aku enak-enak aja ngejalani aturan yang aku buat sendiri itu. Kalo masalah komen dan status, aku sesuain dengan suasana hati ajah, adaptatif, namun tetap harus menjadi diri sendiri. Ga pake sok-sokan apalah gitu.

Facebook-an kemudian tambah bikin nyaman karena aku uda dapet ilmu macem-macem dari temen. Ilmu ngetag, ilmu share note, ilmu uplad foto, dll. Aku memang suka nyobain hal-hal baru sich, biasanya dengan alasan tantangan dan agar mengetahui apa yang sudah diketahui banyak orang dan gak terlalu oon gitu. He. Apalagi yang ikutan malah tambah rame. Temen2 kelas, anak-anak kos, saudara-teman di Madura, temen-temen pondok dulu, dll..sayang aku masih dak punya satu akses pun ke temen Pare. Hmmm…

Demamku ke facebook juga fluktuatif sich, kadang aku gandrung banget tapi kadang males banget. Tapi kebanyakan semangatanya kalo uda fb-an. Apalagi gratisan. Hehe. Yang jelas aku kadang buka fb hanya ingin tau ada apa aja di homeku. Sebab aku kadang mikir bahwa setiap orang yang kita kenal tu pasti ngasih pelajaran, apapun itu. Jadi dengan membaca info, status-status, komen2, catatan-catatan, aku juga bisa tau banyak hal. Tahu bahasa-bahasa baru yang kemudian aku telusuri, mencoba nebak karakter seseorang dan mencocokkannya dengan apa yang aku ketahui tentang drinya (khsus bagi yang kenal), dan tentunya mengetahui apakah kbar terbaru hari ini atau detik ini. Lagi-lagi aku paling anti dibilang ketinggalan jaman, meski aku juga luar biasa males baca koran atau sekadar nonton tipi.

Belakangan aku ngeroso fb juga bikin bosen. Saat aku, yang mengaku mahluk sosial harus chat ga penting dengan orang yang ga aku kenal, harus menanggapi komentar dari orang yang dak aku kenal, dan satu lagi..karena ada banyak nomor baru yang masuk ke hpku karena aku dak tau bahwa nomor hp yang kutaruh dalam form pendaftaran itu invisible. Aku akhirnya sempet nonaktifin SIMku dan mengganti nomor hp yang aku taruh di info jadi xxx terakhirnya. Kalo yang ngubungi serius mau kenalan dan bagi pengalaman sich gpp, yang banyak malah cuma iseng-iseng mau ngabisin gratisan dan maunya bikin orang lain bingung. He, jadi ngomel.

Tapi kalopun uda bosen, aku biasanya balek lagi ke fb. Belakangan aku juga nyadar bahwa fb dpat merepresentasikan sisi lain dalam kehidupan seseorang. Jadi misalane aku kenal dengan seseorang yang kayaknya seriuuuuuuuuuuuuus banget jalanin hidup, e ternyata dia juga luar biasa humoris, gitu. Jadi aku merasa banyak belajar lah, dari tulisan-tulisan yang aku baca. Yang paling penting juga adalah karena aku bisa tetep in touch dengan temen-temenku yang berjauh-jauhan dan uda lama ga kontak-kontakan. Nambah temen baru sich masih sedikit, bukan karena aku selektif ato neko2, tapi lebih karena aku selalu berpikir pragmatis dan sok individualis dalam masalah ne. Tapi ya itu, aku mud-mudan. Kadang enak dapet kenalan baru dan kadang ngga.

Banyak cerita lah, dari fb on page. Yang paling unforgatable barangkali adalah saat aku ultah kemaren. Eh ternyata banyak yang ngasih ucapan selamat di fb. Kerosone laen emang, soale selama ini ucapan selamat ultah biasane via lisan ato hp. Jadi ne the first moment. Tapi sebenere aku ingin nulis catatn ini lebih karena aku ingin menulis tentang fb ofpage. Dan perlu ditegaskan kembali, aku berbicara dalam konteks model of, bukan model for. Heheh. Ini hasil kuliahnya Pak Soehadha (semoga aku bisa lulus MK ini, apapun nilainya)..

Mmmm, aku ingin bilang bahwa kehadiran fb sebagai sebuah komoditi juga kemudian memunculkan produksi komoditas residu. Contoh paling konkret, banyak temenku yang kemudian fb-an pake phone. Bahkan ada yang khusus beli hpe baru untuk keperluan fb. Otomatis, budget untuk pulsa meningkat dwonk. Buku-buku yang juga memuat tulisan dan cara-cara aplikasi fb juga semakin menjamur bersama perusahaan telepon seluler maupun SIMcard yang gencar-gencaran mempromosikan produk yang mensupport fb. Dan aku? Alhamdulillah, aku cuma terlibat dalam proses peningkatan intensitas ol by paid untuk keperluan ol.

Nah, sebuah cerita kemudian brgulir dari sini. Sebagai anak yang uda kuliah, aku Alhamdulillah dapat banyak fasilitas free untuk fb-an. Banyak tempat, di PKSI dan syariah pake biibii, di warner perpus, di ircor, di godam, dan yang terbaru adalah di labfak. Banyak kenangan yang tercatat di situ, saat aku tengah menjelajah dunia maya dengan antrian, dengan tempat duduk yang terbatas, dengan waktu yang sangat limit, dan dengan koneksi yang kadang minta ampun lama plus udara malam dengan dengungan nyamuk. Tapi ya itulah, by paid ajah kadang ada dak enaknya, masa yang free dak mau sama sekali menderita? Heheh…Aku dak tau paling sering nongkrong di mana. Antara di PKSI dan warnet perpus. Tapi sekarnag yang palig sering adalah di lab fak, soale aku kenal operatore sehingga kalo dia mau keluar, aku bisa jadi operator baru, dadakan, dan tanpa SK. Komplit ILEGAL.

Di PKSI merupakan tempat yang paling representatif untuk kencan ma biibii. Kalu mujur, aku bisa duduk manis dengan posisi yang enak plus deket ma tempet colokin charger. Aku bisa mpe seharian di situ kalo lagi free. Namun kedaan tidak berlangsung lama. Menurut keterangan beberapa orang, pada suatu hari, saat aku tengah tidak berada di TKP, ada razia nonformal dari pihak rektorat terhadap mahasiswa yang tengah ngeceng pake laptop di PKSI. Razia nonformal tersebut kemudian mengetengahkan fenomen bahwa SEMBILAN PULUH SEMBILAN PERSEN MAHASISWA UIN YANG TENGAH OL LAGI FB-AN!! Barangkali karena beberapa alasan yang tidak aku tahu namun bisa dipertanggungjawabkan dan sangat bisa aku perkirakan, pihak PKSI dan atau rektorat kemudian mengadakan follow up setelah razia nonformal yang sok kayak sidaknya Ayin itu. Hehehe. Dan akibatnya, sejak beberapa bulan yang lalu (ga tau pasnya), fb hanya bisa dioperasikan setelah jam 13.00

Ada bahagia dan dan senengnya juga. Nyampur aduklah jadi satu. Bahagia karena aku bisa terhindar dari demam fb yang begitu hebat (sebab saat itu aku uda tejangkiti virusnya), dan dak senengnya karena aku ngebayangin aku bakal sulit dapat kesempatan fb-an karena jadwal kuliahku juga ga supporting. Tapi betatapun dualisme itu ada, toh akhirnya tidak berpengaruh sama sekali. THE LAW IS RATIFIED LEGALLY. Meski konsekuensinya, setelah jam satu, jaringan bisa jalan kayak siput yang lagi menggotong bangkai lumba-lumba. Lamaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa banget. Bikin BETE dan akhirnya aku keseringan emoh bawa biibii ke kampus. Mending dia istirahat di kos setelah aku ajak begadang sedang aku tertidur pulas. Kasian emang, sama biibii. Love you, biibii…

Tapi aku juga ternyata masih safed by the condition. Di semester ini, aku ambil MK PPM yang mengharuskan mahasiswa dan dosen mengadakan tatap muka di lab fakulitas. Dan jadwalnya pun representatif. Jam 12.30, dosennya datang telat, jadi nyampe lab, aku sudah bisa fb-an setelah nunggu barang lima hingga sepuluh menit. Begitulah, rutinitas setiap Rabu siang itu berjalan sangat menyenangkan…meski aku juga kadang ga dapet kursi yang enak dan dak bisa leluasa fb-an karena satu komputer untuk dua orang. Yang paling disayangkan adalah karena aku kemudian dak fokus ma kuliah yang disampaikan. Tak ayal ketika ujian, aku oon sendirian.

Paling tidak sepekan sekali, aku sudah bisa dipastikan akan mengupdate fbku. Lagian dosen mata kuliah ini nyantai banget…terlalu nyantai bahkan. Jadi, dak ada tuch, ceritanya dia marah karena kami pada sibuk browsing dan fbing pas kuliah beliau. Di antara temen2ku bahkan ada yang keseringan mojok liat bf-bf gitu pas kuliah ini. Tapi koq teteeeep aja calmdown. Kami malah tambah penak di keadaan itu. Hehehe. Namun seiring dengan berjalannya waktu, ah lebay, jadi karena aku uda mengakhiri kembara semester lima ne, bisa dipastikan aktivitas yang sangat menyenangkan itu akan berakhir juga. Ga akan ada ceritanya aku yang semangat banget jalan berangkat ngampus di siang bolong dengan terik maksimal hanya demi dapet t4 yang representatif, kenangan chatting ma temen sekelas yang juga ada dalam satu ruangan, chat ma temen2 fb, chat ma temen ym (seingatku cuma pernah ma cacak), promosi blogku dengan gaya yang pwoooooooool lebay, dan kenangan-kenangan lain

Sebab keadaannya sudah berbeda. Dan lagi-lagi aku merasa safed by the condition. Kemaren pas tanggal 12 Jan, satu hari sebelum semua ujianku kelar, aku s4 nongkrong agak lama di labfak. Dak tau kalo sebenere aku harus beruji, sebab aku nyangka ne take home ansich. Ternyata masih ada pretending-pretendingnya. Hfh..Tak pelak aku telat ma soulamteku, unyil dan ayu. Tapi aku bahagia juga karena lumanya leluasa fb-an sebelum tu..pas itu mas Agus lagi mau keluar, jadi aku sok jadi penggantinya dia di meja dan kursi panas itu. Aku keburu banget ngerjain soal mpe ga konsen dengan yang aku tulis. Kasian fbku masih terbuka di sana belum tak sign out, takut ada tangan-tangan yang tidak bertanggungjawab. Aku sengaja dak sign out karena aku pikir, aku ke lantai satu cuma akan nyetor tugas dan neken. Ternyata malah lebih dari itu. Hf. Untung ada potlot pinjeman Alwi dan pulpen pinjaman Unyil. Lha tas ma jaketku masih tak tinggal di lantai 2. Payah emang.

Dengan penuh perjuangan dan dalam keadaan ngos-ngosan, aku sampai di lantai 2. Untung banget dompetku s4 tak bawa sebelum aku meluncur ke bawah. Dan hm…ternyata fbku uda da yang nutup dan buka milik dia sendiri. Aku dak tau siapa, sebab pas aku datang, kursi itu sudah kosong, aku cepet sign out fb orang itu dan coba buka fbku. Namun, tahukah kamu, apa yang kemudian terjadi? Aku dak bisa buka fbku lagi. Aku dak faham, tapi ternyata di situ terpampang jelas bahwa FB dan YOYTUBE baru online jam 15.00. dan waktu itu masih belum genap jam 2. Hffffff….Benerkah?

Terlepas dari tendensi pribadi yang menolak habis-habisan keputusan sepihak itu, (sepihakkah? Hehe..perasaan tu emang wewenang rektorat dech…), sebenere keputusan ne sangat beralasan. Apologinya gini, fb khan cuma jejaring sosial dan youtube tu situs entertainment, jadi kayaknya penggunaan dua situs ini emang harus diminimalisasi, biar mahasiswa dak kebablasan terus lupa ma tugas akademiknya karena terlalu asyik dengan dunia hiburan. Dunia hiburan ya emang diperlukan, tapi kalo mpe ngambil porsi hal lain yang lebih penting, gimana dwonk? Ok dech kalo, gitu, aku dukung keputusan rektorat dan atau PKSI atas keputusan itu…Hhuhuhu..Meski, 

Dan epilog tulisan ini adalah bahwa…Setiap keputusan, tindakan, bahkan gerak hati yang kita lakukan dan kita rasa, pasti punya alasan tersendiri…Jadi dak usah terlalu diherani. Sebab orla bisa aja punya pola pikir yang berbeda dengan kita. Gitu..Wah, gatau lah ne tulisan nyambung apa nda…